Skin Tag dan Milia, Apa Bedanya? Ini Penjelasan Lengkapnya

Beauty Tips / 28 June 2025

by Nose Herbal Indo

Pernah nemuin benjolan kecil di kulit seperti kutil atau komedo yang susah hilang? Hmm, ternyata kondisi ini ada namanya loh! Benjolan kecil ini sering disebut skin tag dan milia. Keduanya memang tampak mirip,dan tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi, kalau udah menyebar di kulit, pasti nyebelin banget dan malah bikin wajah jadi kelihatan bertekstur.


Nah, skin tag dan milia ini punya penyebab, bentuk, dan cara penanganan yang berbeda. Supaya nggak salah langkah, yuk kenalan dulu kedua kondisi ini dan gimana cara menanganinya dengan tepat. Scroll sampai bawah biar kamu makin paham, ya!


Apa itu Skin Tag?


Skin tag, atau dalam istilah medis disebut akrokordon, adalah benjolan kecil yang tumbuh di permukaan kulit. Biasanya, warnanya menyerupai warna kulit atau sedikit lebih gelap, dan bentuknya seperti jaringan kecil yang menggantung dari batang pendek. Ukurannya bervariasi, mulai dari 1-5 mm, namun dalam beberapa kasus bisa tumbuh lebih besar hingga beberapa sentimeter.


Meski tidak berbahaya dan bukan kanker, skin tag sering kali mengganggu penampilan,terutama jika muncul di area wajah, leher, atau bagian tubuh yang mudah terlihat. Bahkan, pada kasus tertentu, pertumbuhan skin tag yang tidak biasa bisa menandakan kondisi kulit lain, seperti kutil atau bahkan kanker kulit.


Kalau kamu menemukan skin tag yang berubah bentuk, warna, atau terasa sakit, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kulit atau dermatologis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.


Skin tag paling sering muncul di area tubuh yang mengalami gesekan, seperti ketiak, kelopak mata, leher, selangkangan atau paha bagian dalam, bawah payudara, dan juga area genital.


Apa itu Milia?


Milia adalah benjolan kecil berwarna putih atau kekuningan yang biasanya muncul di area hidung dan pipi. Bentuknya kecil, cenderung berkelompok, dan meskipun sering mengganggu penampilan, milia sebenarnya tidak berbahaya.


Milia terjadi ketika keratin, yaitu protein yang secara alami terdapat pada kulit, rambut, dan kuku, terjebak di bawah permukaan kulit. Karena tampilannya yang mirip, milia kerap disangka sebagai komedo putih atau whitehead, padahal keduanya berbeda. Milia bukanlah jenis jerawat dan tidak disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat minyak atau kotoran.


Jenis milia dibedakan berdasarkan usia saat kemunculannya serta penyebabnya, dan secara umum terbagi menjadi dua kategori utama, milia primer dan milia sekunder.


Milia primer terbentuk secara langsung akibat keratin yang terperangkap di bawah kulit. Jenis ini sering ditemukan pada bayi baru lahir, tetapi juga bisa muncul pada orang dewasa, terutama di wajah.


Sementara milia sekunder, di sisi lain, muncul sebagai reaksi terhadap kerusakan kulit. Misalnya setelah luka bakar, lecet, atau kulit melepuh. Kondisi ini terjadi karena adanya sesuatu yang menyumbat saluran menuju permukaan kulit, sehingga keratin terperangkap di dalamnya.


Penyebab Skin Tag dan Milia


Dikutip dari Medical News Today, skin tag bisa terjadi ketika kumpulan kolagen dan pembuluh darah terperangkap di lapisan kulit yang lebih tebal. Karena skin tag lebih sering muncul di lipatan atau area gesekan kulit, kemungkinan besar penyebab utamanya adalah gesekan antara kulit dengan kulit. Selain itu, skin tag juga dikaitkan dengan kondisi hiperinsulinemia, yaitu ketika kadar insulin dalam darah terlalu tinggi.


Sementara milia disebabkan oleh sel kulit mati yang terperangkap dan membentuk kista di bawah permukaan kulit. Menurut American Academy of Ophthalmology tubuh secara alami membuang sel kulit mati dengan cara melepaskannya dan memberi ruang untuk sel baru. Jika sel kulit lama tidak terlepas dari tubuh, kulit barunya akan tumbuh di atasnya dan menjebaknya di bawah. Nah, dari situ sel kulit mati yang terjebak tadi berubah menjadi kista atau milia.


Milia juga disebabkan oleh kerusakan kulit akibat cidera atau paparan sinar matahari, penggunaan krim steroid dengan jangka panjang, gejala kondisi genetis, respons autoimum. Tapi, beberapa orang bisa berisiko terkena milia karena tidak menggunakan skincare dan makeup yang bersih, sering menggunakan oil-based skincare atau makeup yang bisa membuka pori-pori, kurang tidur, kondisi kulit seperti rosacea dan ketombean.


Cara Mengatasi Skin Tag dan Milia


Skin tag dan milia, bisa diatasi dengan berbagai cara, baik dengan prosedur perawatan dokter yang profesional, maupun bahan alami yang aman. Beberapa cara yang bisa kamu coba adalah sebagai berikut.


1. Perawatan Dokter

Perawatan medis jadi pilihan paling aman dan efektif untuk mengatasi skin tag dan milia, apalagi kalau muncul di area sensitif seperti wajah atau leher. Untuk skin tag, dokter biasanya melakukan tindakan seperti krioterapi (membekukan dengan nitrogen cair), eksisi (pemotongan kecil), atau kauterisasi (pembakaran ringan). Sementara itu, milia umumnya diatasi dengan cara mengangkat isinya menggunakan jarum steril secara hati-hati agar tidak meninggalkan bekas luka.


Meskipun hasilnya cepat dan terkontrol, prosedur ini bisa menimbulkan efek samping seperti kemerahan, iritasi, atau reaksi alergi pada kulit sensitif. Selain itu, biayanya juga cenderung lebih mahal dan harus dilakukan langsung oleh dokter spesialis kulit agar tetap aman.


2. Retinoid

Bahan retinoid seperti tretinoin dan retinol, sangat bermanfaat dalam mengatasi milia karena membantu mempercepat regenerasi sel kulit, mencegah penumpukan keratin yang menjadi penyebab utama terbentuknya milia.


Retinoid juga kadang digunakan untuk mempercepat pengelupasan skin tag, meski efektivitasnya tidak secepat tindakan medis. Penggunaannya perlu hati-hati dan selalu disertai dengan penggunaan sunscreen karena bisa membuat kulit sensitif terhadap matahari.


3. Eksfoliasi

Dengan eksfoliasi rutin, kamu bisa membantu mencegah dan mengatasi milia, terutama jika disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati. Ada dua jenis eksfoliasi yang bisa dilakukan, yaitu eksfoliasi fisik menggunakan scrub lembut dan eksfoliasi kimia menggunakan AHA atau BHA. Meskipun eksfoliasi tidak secara langsung menghilangkan skin tag, perawatan ini tetap membantu menjaga kebersihan kulit dan mencegah timbulnya masalah baru.


4. Tea Tree Oil

Selain dengan bahan-bahan kimia yang punya efek samping pada kulit, kamu juga bisa mencoba bahan alami yang satu ini, tea tree oil. Bahan ini sudah dikenal memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Dalam beberapa kasus, minyak ini digunakan untuk mengeringkan skin tag secara perlahan. Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan tea tree oil langsung ke area yang terkena skin tag menggunakan cotton bud setiap hari.


Meskipun tidak terlalu efektif untuk milia, tea tree oil dapat membantu menjaga kulit tetap bersih dan mencegah infeksi sekunder. Namun, penggunaan tea tree oil harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.


5. Kulit Pisang

Siapa sangka kalau sampah organik dari pisang juga bisa bermanfaat untuk kulit? Kulit pisang salah satu bahan alami yang dipercaya bisa membantu menghilangkan skin tag. Bagian dalam kulit pisang mengandung enzim dan antioksidan yang dapat melembutkan dan mengecilkan skin tag secara perlahan.


Cara penggunaannya cukup sederhana, yaitu dengan menempelkan bagian dalam kulit pisang pada skin tag, kemudian menutupnya dengan plester dan membiarkannya semalaman. Meski belum terbukti secara klinis, metode ini cukup populer sebagai pengobatan rumahan.


6. Cuka Sari Apel

Cuka sari apel, memiliki sifat asam yang dapat membantu mengeringkan dan merontokkan skin tag. Penggunaannya dilakukan dengan merendam kapas dalam cuka sari apel, kemudian menempelkannya ke skin tag selama 15-30 menit setiap hari. Meski bisa efektif pada beberapa orang, cuka apel sebaiknya tidak digunakan untuk milia karena dapat menyebabkan iritasi. Selalu lakukan uji sensitivitas terlebih dahulu dan hindari area kulit yang sedang terluka.


7. Bawang Putih

Terakhir, rempah-rempah satu ini juga bisa mengatasi masalah kulit seperti skin tag dan milia. Kandungan enzim dalam bawang putih dipercaya mampu memecah jaringan abnormal pada skin tag. Caranya, bawang putih ditumbuk hingga halus, dioleskan pada skin tag, lalu ditutup dengan perban dan dibiarkan semalaman. Namun, penggunaan bawang putih pada milia tidak disarankan karena bisa menyebabkan iritasi atau luka bakar ringan, terutama pada kulit sensitif.


Bikin Produk Skincare-mu Bersama PT Nosè Herbal Indo!


Dengan perawatan yang konsisten dan pola hidup yang sehat, kamu bisa menjaga kulitmu agar tetap sehat dan terawat.


Nah, kalau kamu tertarik untuk membuat produk skincare untuk atasi milia atau skin tag, dengan brandmu sendiri, PT Nosè Herbal Indo siap membantumu menciptakannya. Mulai dari formulasi, produksi, hingga produk jadi, kamu bisa mewujudkan produk impianmu sesuai kebutuhan konsumen.


Bersama tim RnD dan Prodev profesional, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit berjerawat. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi kontak kami untuk mulai konsultasikan produkmu sekarang!


Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo