Pernah nggak, habis mandi justru kulit terasa kering atau gatal? Bisa jadi itu karena sabun yang kamu pakai ternyata terlalu keras buat kulitmu. Ternyata, nggak semua sabun yang wangi dan berbusa banyak itu aman, lho! Beberapa bisa mengandung bahan aktif yang bisa merusak kelembapan alami kulit, apalagi kalau kamu punya kulit sensitif.
Biar kulit tetap sehat dan nyaman, penting banget buat lebih selektif dalam memilih sabun. Nah, di Nosèklopedia kali ini bakal membahas kandungan sabun seperti apa sih yang bikin kulit jadi sensitif, dan tips memilih sabun yang tepat sesuai jenis kulitmu. Yuk, lanjut baca dan cari tahu sabun seperti apa yang paling cocok buat kamu!
Pentingnya Memilih Sabun yang Tepat untuk Kulit Tubuh

Sabun bekerja dengan cara mengangkat kotoran, minyak, dan sisa-sisa sel kulit mati. Tapi sayangnya, nggak semua sabun punya formula yang lembut. Banyak sabun di pasaran yang mengandung SLS (Sodium Lauryl Sulfate) atau SLES (Sodium Laureth Sulfate), dua jenis surfaktan atau bahan pembersih yang cukup keras. Mereka memang efektif membersihkan, tapi sering kali juga ikut mengikis minyak alami (sebum) yang justru dibutuhkan kulit untuk menjaga kelembapan dan perlindungan alaminya. Akibatnya, kulit jadi terasa kering, ketarik, bahkan bisa muncul rasa gatal setelah mandi.
Masalahnya nggak berhenti di situ. Kalau kamu terus-terusan pakai sabun yang terlalu keras, kulit bisa mengalami gangguan di lapisan pelindungnya, yang dikenal dengan skin barrier. Lapisan ini bertugas melindungi tubuh dari bakteri, polusi, dan kehilangan air. Ketika skin barrier terganggu, kulit jadi jauh lebih sensitif dan mudah mengalami iritasi, kemerahan, atau bahkan breakout di area tubuh seperti punggung atau dada.
Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian dari Journal of Dermatological Treatment yang menyebutkan bahwa pemakaian sabun dengan pH tinggi dan kandungan surfaktan kuat dapat menurunkan kadar lipid di permukaan kulit dan menyebabkan kerusakan skin barrier. Kerusakan ini berujung pada peningkatan risiko iritasi, gatal, dan kulit bersisik (Ananthapadmanabhan et al., 2004). Jadi, meskipun sabun kelihatannya cuma untuk membersihkan, efek jangka panjangnya terhadap kesehatan kulit tubuh nggak bisa berdampak lebih buruk.
Oleh karena itu, penting untuk memilih sabun yang sesuai jenis kulitmu. Kulit tubuh kamu juga butuh diperlakukan dengan baik, sama seperti kulit wajah. Jadi, jangan lupa ya untuk lebih bijak memilih sabun, biar kulit tetap sehat, nggak kering, dan bebas gatal.
Bahan Kimia yang Perlu Diwaspadai dalam Sabun

Beberapa jenis sabun justru mengandung bahan kimia tertentu yang bisa bikin kulit iritasi, gatal, atau bahkan muncul reaksi alergi seperti ruam merah dan dermatitis kontak. Yuk, kita bahas satu per satu bahan kimia sabun yang berpotensi membahayakan untuk kulit!
1. Pewangi Sintetis
Pewangi atau fragrance memang bikin sabun jadi wangi dan segar, tapi beberapa jenis pewangi bisa memicu alergi, terutama buat kamu yang punya kulit sensitif. Menurut jurnal yang ditulis oleh Rádis-Baptista G. (2023), kandungan seperti linalool, limonene hydroperoxides, cinnamal, dan oakmoss absolute bisa menyebabkan reaksi seperti biduran, ruam hingga fotosensitivitas, yaitu kondisi kulit yang jadi sensitif terhadap cahaya matahari. Jadi, kalau kulitmu gampang merah atau gatal setelah mandi, coba perhatikan sabun yang kamu pakai, apakah mengandung pewangi dengan bahan tersebut atau tidak.
2. Formaldehida
Zat yang satu ini biasanya digunakan sebagai pengawet, tapi ternyata termasuk dalam daftar bahan beracun menurut Environmental Working Group (EWG). Di label produk, formaldehida bisa muncul dengan nama paraformaldehyde, methylene glycol, atau quaternium-15.
Formaldehida sendiri dikategorikan sebagai zat karsinogenik (pemicu kanker), terutama jika terpapar dalam jumlah besar seperti di lingkungan industri. Meski dalam sabun kadarnya kecil, tetap lebih baik dihindari, apalagi kalau kamu rutin pakai sabun setiap hari.
3. Triclosan
Triclosan banyak ditemukan di sabun berlabel antibacterial. Tapi, zat ini masih diperdebatkan keamanannya. Menurut Food and Drug Administration (FDA), efek triclosan pada manusia belum sepenuhnya jelas. Dalam studi Marques AC, et al. (2022), menunjukkan bahwa triclosan bisa mengganggu keseimbangan hormon dan juga membuat bakteri jadi lebih kebal terhadap antibiotik, yang berisiko memicu resistensi antibiotik. Tapi, dalam aturan standarisasi sebenarnya triclosan masih bisa dipakai pada konsentrasi 0,3% agar tidak memengaruhi kesehatan tubuh.
4. Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Sodium lauryl sulfate atau SLS adalah bahan pembuat busa yang sering ditemukan di sabun mandi. Fungsinya adalah membersihkan dan membuat sabun lebih berbusa. Tapi sayangnya, SLS juga bisa menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang, terutama yang punya kulit sensitif. Meski ada jurnal yang menyebutkan bahwa SLS aman dan tidak menyebabkan kerontokan atau kanker, tetap penting buat mengenali reaksi kulit kita sendiri. Kalau setelah mandi kulit terasa ketarik, kering, atau perih, bisa jadi SLS adalah penyebabnya.
5. Dioxane (1,4-dioxane)
Zat ini sering muncul sebagai residu dari proses pembuatan bahan sabun seperti PEG, polyethylene, atau polyoxyethylene. Menurut FDA, 1,4-dioxane dikategorikan sebagai zat yang berpotensi karsinogenik (pemicu kanker) pada manusia. Walau masih butuh penelitian lebih lanjut, tetap penting buat lebih teliti melihat label, terutama kalau kamu rutin pakai produk pembersih berbahan dasar tersebut.
6. Diethanolamine (DEA)
Diethanolamine atau DEA berfungsi untuk bikin sabun lebih lembut dan berbusa. Namun, ada penelitian lama dari National Toxicology Program yang menyebutkan bahwa DEA dalam jumlah sisa (residual) bisa memicu kanker pada hewan. Sampai sekarang belum ada bukti kuat bahwa DEA menyebabkan kanker pada manusia, tapi kehati-hatian tetap penting. DEA sering muncul dengan nama cocamide DEA, atau sebagai turunan lain seperti linoleamide MEA dan triethanolamine.
7. Phthalates
Phthalates adalah zat yang bisa mengganggu sistem hormon dan reproduksi, terutama pada pria dan janin yang sedang berkembang. Sayangnya, zat ini seringkali ditemukan dengan label "fragrance" saja, tanpa dijelaskan lebih detail. Dua jenis yang paling umum dan perlu diwaspadai adalah dibutyl phthalate dan diethylhexyl phthalate, karena bisa merusak sistem reproduksi dan juga dikaitkan dengan potensi risiko kanker.
Rekomendasi Kandungan Sabun yang Baik untuk Kulit Sensitif

Meskipun bahan-bahan tadi memiliki risiko yang cukup besar untuk kesehatan kulit, ternyata nggak semua sabun mengandung bahan kimia berbahaya. Kalau kamu ingin pilih sabun yang lebih aman, carilah sabun dengan daftar bahan yang pendek dan tidak mengandung, pewangi buatan, pengawet, bahan yang bisa mengiritasi kulit, dan zat kimia yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Selain itu, kamu bisa mencoba beberapa alternatif kandungan sabun ini untuk perawatan kulit sensitif.
1. Castile Soap
Castile soap adalah sabun yang terbuat dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun, kelapa, atau castor. Sabun ini bebas dari bahan kimia keras, pewangi buatan, dan detergen berlebih, sehingga sangat cocok buat kulit sensitif. Busanya memang nggak terlalu banyak, tapi justru itu yang bikin castile soap lebih lembut di kulit. Sabun ini juga punya pH yang seimbang, jadi nggak bikin kulit terasa ketarik atau kering setelah mandi.
2. Madu
Madu bukan cuma enak buat campuran minuman, tapi juga punya manfaat luar biasa untuk kulit. Madu mengandung antibakteri alami, antioksidan, dan humektan yang membantu menarik dan mengunci kelembapan di kulit. Karena itulah, madu sering dijadikan bahan utama atau tambahan dalam sabun alami yang ditujukan untuk kulit sensitif atau kering. Selain itu, madu juga bisa membantu meredakan kemerahan dan menjaga kulit tetap lembut.
3. Ampas Kopi
Ampas kopi ternyata bisa jadi bahan scrub yang lembut untuk mengangkat sel kulit mati. Buat kamu yang punya kulit sensitif tapi tetap ingin eksfoliasi ringan, ampas kopi bisa jadi pilihan alami yang aman. Selain itu, kandungan antioksidan dalam kopi juga bermanfaat untuk membantu melindungi kulit dari radikal bebas. Tapi ingat ya, tetap pakai secukupnya dan jangan terlalu sering, supaya kulit nggak iritasi.
4. Oatmeal
Oatmeal udah lama dikenal sebagai bahan yang ramah banget buat kulit sensitif. Kandungan beta-glucan dan avenanthramides di dalamnya bisa membantu menenangkan kulit yang meradang, gatal, atau kering. Nggak heran kalau oatmeal sering digunakan dalam sabun bayi atau produk mandi untuk eksim. Oatmeal juga bisa membantu menjaga kelembapan alami kulit dan memperkuat skin barrier.
Bikin Produk Bodycare dengan Maklon Bersama Nosè!

Mulai sekarang, nggak perlu bingung lagi deh cari sabun yang aman dan sesuai jenis kulitmu. Cek labelnya, kenali kandungannya, dan rawat kulitmu dengan sabun yang lebih aman!
Kalau kamu tertarik punya produk sabun atau bodycare sendiri dengan formula pilihan kamu, kamu bisa maklon di PT Nosè Herbal Indo! Di sini, kamu bisa langsung wujudkan ide produk bodycare impianmu lewat layanan maklon. Mau bikin sabun dengan bahan alami seperti castile soap, madu, oatmeal, atau ampas kopi? Bisa banget! Tim R&D kami siap bantu merancang formula yang lembut di kulit tapi tetap menarik di pasaran. Yuk, konsultasi langsung bareng tim maklon Nosè dengan hubungi kami sekarang dan mulai langkah pertamamu bersama Nosè, 100% Lokal OEM!
Referensi
1. Ananthapadmanabhan, K. P., Moore, D. J., Subramanyan, K., Misra, M., & Meyer, F. (2004). Cleansing without compromise: The impact of cleansers on the skin barrier and the technology of mild cleansing. Journal of Dermatological Treatment, 15(3), 123-129.
2. Rádis-Baptista G. (2023). Do Synthetic fragrances in Personal Care and Household Products Impact Indoor Air Quality and Pose Health Risks. Journal of xenobiotics, 13(1), 121-131.
3. Marques AC, Mariana M, Cairrao E. Triclosan and Its Consequences on the Reproductive, Cardiovascular and Thyroid Levels. Int J Mol Sci. 2022 Sep 28;23(19):11427. doi: 10.3390/ijms231911427. PMID: 36232730; PMCID: PMC9570035.
4. Bondi, C. A., Marks, J. L., Wroblewski, L. B., Raatikainen, H. S., Lenox, S. R., & Gebhardt, K. E. (2015). Human and Environmental Toxicity of Sodium Lauryl Sulfate (SLS): Evidence for Safe Use in Household Cleaning Products. Environmental health insights, 9, 27-32.
5. Robert L. Bronaugh, "Percutaneous Absorption of Cosmetic Ingredients," in Principles of Cosmetics for the Dermatologist, Philip Frost, M.D., and Steven Horwitz, M.D., Eds. St. Louis: The C.V. Mosby Company, 1982