Hati-hati, Bahaya Paparan Blue Light di Area Mata!

Noséklopedia / 25 July 2025

by Nose Herbal Indo

Pernah nggak sih kamu merasa mata cepat lelah atau kulit di sekitar mata terlihat lebih kusam setelah seharian main gadget? Padahal cuma scroll media sosial, nonton film, atau kerja depan laptop seperti biasa. Tanpa disadari, semua aktivitas itu bikin mata terus-terusan terpapar blue light dari layar, yang ternyata bisa berdampak kurang baik untuk area mata. Awalnya mungkin cuma pegal atau kering, tapi kalau dibiarkan terus-menerus, efeknya bisa bikin kulit di sekitar mata tampak lelah dan menua lebih cepat, lho!


Kulit di sekitar mata cenderung lebih tipis dan sensitif dibanding bagian wajah lainnya, jadi wajar kalau lebih mudah terdampak. Efek dari paparan blue light ini juga nggak bisa dianggap sepele. Nah, biar kamu makin paham bahayanya dan tahu cara melindungi area mata dengan tepat, yuk lanjut baca Nosèklopedia kali ini sampai habis!


Apa itu Blue Light?


Blue light atau cahaya biru adalah salah satu warna dalam spektrum cahaya tampak yang bisa dilihat oleh mata manusia. Dalam spektrum warna yang biasa dikenal dengan urutan ROY G BIV (Red, Orange, Yellow, Green, Blue, Indigo, Violet), blue light berada di antara cahaya hijau dan nila, dengan karakteristik panjang gelombang pendek namun berenergi tinggi.


Sumber blue light terbagi menjadi dua, yaitu alami dan buatan. Sumber alami utamanya adalah sinar matahari, yang secara alami memancarkan blue light ke bumi. Sementara itu, sumber buatan berasal dari berbagai perangkat elektronik seperti layar smartphone, komputer, tablet, dan televisi, serta dari lampu LED dan CFL (lampu hemat energi).


Meskipun intensitasnya lebih rendah dibandingkan sinar UV, paparan blue light dalam jangka panjang tetap menimbulkan dampak negatif, terutama pada area kulit yang sensitif seperti sekitar mata. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dampak blue light pada area tersebut agar tidak mengganggu kesehatan mata.


Dampak Blue Light untuk Kulit Area Mata


Di era digital seperti sekarang, hampir semua aktivitas kita melibatkan layar, mulai dari ponsel, laptop, hingga lampu LED di rumah. Tanpa disadari, kita terus terpapar cahaya biru (blue light), baik dari perangkat elektronik maupun dari sinar matahari sebagai sumber alaminya. Meskipun tampak tidak berbahaya, paparan blue light ternyata memiliki dampak yang cukup serius bagi kulit, terutama di area sekitar mata yang lebih tipis dan sensitif.


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa paparan blue light bisa mengganggu kesehatan kulit secara keseluruhan, mulai dari menghambat proses regenerasi, memicu penuaan dini hingga meningkatkan risiko hiperpigmentasi. Berikut beberapa dampak utamanya.


1. Mengganggu Ritme Alami Kulit

Penelitian dari Dong et al. (2020) menunjukkan bahwa, paparan blue light, terutama di malam hari, bisa mengacaukan sistem "jam biologis" kulit. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa blue light dengan panjang gelombang 410 nm dapat menurunkan aktivitas gen PER1, gen yang mengatur regenerasi dan perbaikan sel kulit saat tidur. Akibatnya, kulit jadi kehilangan waktu istirahat alaminya dan proses perbaikan sel terganggu. Hal ini membuat area mata tampak lebih lelah dan rentan terhadap kerusakan.


2. Memicu Produksi Radikal Bebas

Blue light juga dapat memicu stres oksidatif karena menurunnya kadar antioksidan alami seperti karotenoid. Hal ini mendorong terbentuknya reactive oxygen species (ROS), yakni molekul tidak stabil yang bisa merusak sel, DNA, dan mempercepat penuaan. Superoksida (O2−) adalah salah satu jenis radikal bebas yang sangat reaktif dan berbahaya.


3. Menyebabkan Hiperpigmentasi dan Melasma

Salah satu efek blue light yang paling terlihat adalah munculnya flek hitam, warna kulit tidak merata, dan melasma. Penelitian Yoo, et al (2020) menunjukkan bahwa, paparan cahaya biru dapat meningkatkan aktivitas melanosit, sel yang menghasilkan pigmen kulit sehingga produksi melanin meningkat. Dampaknya lebih terlihat pada orang dengan warna kulit lebih gelap karena sel mereka lebih aktif terhadap cahaya tampak.


4. Memicu Peradangan dan Kemerahan

Selain memicu pigmentasi, blue light juga dapat menyebabkan peradangan kulit. Penelitian oleh Yoo et al. (2020), menemukan bahwa paparan blue light juga dapat memicu peradangan. Paparan ini meningkatkan produksi sitokin proinflamasi seperti TNF-α, yang menyebabkan kulit kemerahan, terasa panas, bahkan bisa membengkak ringan, mirip efek paparan sinar UVA.


5. Mempercepat Penuaan dan Kerusakan Kolagen

Paparan berlebih terhadap blue light juga mempercepat penuaan kulit. Menurut Coats et al. (2021), hal ini terjadi karena cahaya biru mengaktifkan enzim matrix metalloproteinases (MMPs) yang berfungsi memecah kolagen. Nggak cuma menghancurkan kolagen yang sudah ada, MMPs juga menghambat pembentukan kolagen baru. Akibatnya, kulit kehilangan elastisitas, muncul kerutan, dan terlihat lebih tua sebelum waktunya. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan kulit kendur dan sulit untuk kembali ke kondisi semula.


6. Menurunkan Cadangan Antioksidan Kulit

Ketika kulit terpapar radikal bebas akibat blue light, antioksidan alami yang ada di dalam sel kulit akan bekerja keras untuk menetralisirnya. Namun sayangnya, paparan yang terlalu sering dan dalam jangka waktu lama bisa menguras cadangan antioksidan tersebut. Bahkan, butuh waktu hingga 24 jam bagi kulit untuk memulihkan kadar antioksidan alaminya. Dalam kasus sinar UV, penggunaan antioksidan topikal atau suplemen terbukti membantu. Namun, efektivitas perlindungan serupa terhadap blue light masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.


7. Menyebabkan Kerusakan DNA

Radikal bebas dari blue light seperti superoksida bisa menimbulkan kerusakan DNA secara permanen. Campiche R, et al (2020) mengatakan bahwa, meski tidak langsung terlihat, paparan jangka panjang dalam dosis rendah bisa melewati sistem pertahanan alami tubuh dan merusak struktur DNA di dalam sel kulit. Kerusakan ini berkontribusi pada inflamasi kronis, rusaknya jaringan kolagen dan elastin, serta meningkatkan risiko penuaan dini hingga potensi kanker kulit dalam jangka panjang.


Lalu, Bagaimana Cara Melindungi Area Mata dari Blue Light?


1. Batasi Paparan Cahaya Biru

Cara paling dasar dan efektif adalah mengurangi waktu menatap layar. Terapkan aturan 5 menit istirahat setiap 30 menit atau gunakan metode 20-20-20, setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan selama 20 detik ke objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter).


Gunakan fitur night mode atau blue light filter di perangkat, terutama saat malam hari. Jika perlu, gunakan pelindung layar anti-blue light atau kacamata khusus. Dan saat menelepon, gunakan headset agar layar tidak terlalu dekat dengan wajah.


2. Gunakan Sunscreen yang Tepat

Tidak semua sunscreen bisa melindungi dari blue light. Pilihlah physical sunscreen yang mengandung bahan aktif seperti titanium dioxide (TiO₂) dan zinc oxide, yang bisa memantulkan cahaya sebelum masuk ke kulit. Jenis ini ideal untuk area mata yang lebih sensitif. Hindari produk berbahan chemical sunscreen, karena umumnya hanya menyerap sinar UV dan belum tentu efektif untuk cahaya biru.


3. Tambahkan Antioksidan dalam Rutinitas

Dikarenakan blue light memicu radikal bebas, antioksidan menjadi senjata penting untuk menangkalnya. Gunakan skincare yang mengandung vitamin C, vitamin E, niacinamide (vitamin B3), beta-karoten, atau lutein. Selain dari luar, lindungi kulit dari dalam dengan mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti bayam, wortel, stroberi, blueberry, dan kacang-kacangan. Bila perlu, konsumsi juga suplemen vitamin C, E, dan glutathione.


Wujudkan Produk Kosmetik Impianmu, Bersama Nosè!


Dengan perawatan yang tepat, kulit di sekitar mata tetap bisa sehat, segar, dan awet muda meski terus aktif di depan layar setiap hari!


Kalau kamu punya ide untuk bikin produk eye treatment dengan bahan-bahan berkualitas dan aman, kamu bisa maklon di PT Nosè Herbal Indo. Di sini, kamu bisa konsultasikan langsung bersama tim Product Development kami untuk wujudin konsep yang kamu mau, mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, desain kemasan, sampai produk jadi yang siap jual. Jadi, tunggu apa lagi? Langsung aja hubungi kami dan mulai konsultasi produk impianmu sekarang!


Referensi


1. Dong K, Goyarts EC, Pelle E, Trivero J, Pernodet N. blue light disrupts the circadian rhythm and create damage in skin cells. Int J Cosmet Sci. 2019; 41(6): 558-562.


2. Kumari J, Das K, Babaei M, Rokni GR, Goldust M. The impact of blue light and digital screens on the skin. J Cosmet Dermatol. 2023; 22: 1185-1190.


3. Yoo JA, Yu E, Park SH, et al. blue light irradiation induces human keratinocyte cell damage via transient receptor potential vanilloid 1 (TRPV1) regulation. Oxid Med Cell Longev. 2020; 2020:e8871745.


4. Coats JG, Maktabi B, Abou-Dahech MS, Baki G. blue light protection, part I—effects of blue light on the skin. J Cosmet Dermatol. 2021; 20(3): 714-717.


5. Campiche R, Curpen SJ, Lutchmanen-Kolanthan V, et al. Pigmentation effects of blue light irradiation on skin and how to protect against them. Int J Cosmet Sci. 2020; 42(4): 399-406.


Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo