Kenapa Pengujian Dermatologis Penting buat Produk Skincare Kamu?

Sobat Nose, kamu sering lihat tanda Dermatologist Tested pada produk skincare-mu? Pengujian dermatologis atau yang biasa kamu lihat Dermatologist Tested adalah label produk yang telah diuji klinis oleh para ahli medis yang mengetahui bagaimana mendiagnosa dan mengobati masalah kulit. Produk yang diuji dermatologis sudah melalui berbagai tes untuk memastikan bahwa produk tersebut layak untuk digunakan pada kulit.

Meskipun demikian, hasil uji tidak selalu diungkapkan secara terperinci, jadi penting untuk tetap memperhatikan respons kulit kamu saat menggunakan produk tersebut. Lantas, pentingnya tanda Dermatologist Tested pada produk skincare apa saja ya? Simak penjelasan berikut ini.

Mengapa Penting untuk Melakukan Pengujian Dermatologis Sebelum Menggunakan Produk Skincare?

Walaupun, tidak ada data secara pasti bagaimana alur dari proses maupun hasil dalam pengujian dermatologisnya, fakta bahwa produk tersebut telah diuji adalah dengan mengindikasikan bahwa produk aman untuk dicoba.

Logo kecil ini menjamin bahwa seseorang yang memiliki kulit sensitif ataupun normal bisa menggunakan produk tersebut dan aman dari iritasi. Jadi, pentingnya tanda ini pada produk skincare dapat membantu mengurangi kekhawatiranmu pada saat memilih produk yang cocok untuk kulit.

Jenis-jenis Pengujian yang Biasa Dilakukan pada Produk Skincare

Pengujian produk adalah salah satu langkah dalam evaluasi dan verifikasi produk dari berbagai aspek, yaitu dari segi produksi, kualitas, keamanan, dan kinerja produk sebelum diperkenalkan dan dijual ke pasar.

Produk skincare biasanya melakukan tes bersifat klinis, berikut ini jenis-jenis pengujian yang dilakukan pada produk skincare yang sedang dalam proses pengembangan.

Uji Keamanan

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengidentifikasi potensi efek samping, alergi, iritasi, atau bahaya lainnya yang dapat timbul dari produk tersebut. Adapun pengujiannya terbagi jadi 3, yaitu :

1. Patch Test

Dilakukan dengan cara menempelkan patch atau plester pada bagian kulit yang tersembunyi seperti di belakang telinga, siku, dan lainnya. Bertujuan untuk mengetahui adanya alergi, iritasi, atau rasa gatal setelah pemakaian.

2. Mucocutaneous Test

Uji ini dilakukan dengan mengoleskan produk pada mukosa atau kulit agar mendapatkan respons lokal. Bertujuan untuk mendeteksi adanya reaksi seperti kemerahan, bengkak, atau kulit melepuh pada produk yang diujikan.

3. Uji Toksisitas

Mengevaluasi potensi adanya bahan beracun dan menyebabkan risiko kesehatan manusia. Hasil dari uji ini untuk memastikan bahwa produk tidak hanya aman untuk penggunaan eksternal tetapi juga bagian tubuh internal.

Uji Efikasi

Pada pengujian ini dilakukan untuk membuktikan manfaat dan klaim produk sesuai. Beberapa pengujian seperti penilaian tingkat kelembapan, elastisitas, ataupun masalah kulit tertentu seperti kerutan atau jerawat dengan cara memberikan produk pada subjek uji dan kemudian dievaluasi apakah ada perubahan yang mendukung klaim tersebut.

Uji Stabilitas

Pengujian yang satu ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan formulasi, mempertahankan integritas dan konsistensinya dalam periode waktu penyimpanan. Uji ini melibatkan perubahan fisik, kimia, dan mikrobiologis yang terjadi selama masa penyimpanan.

Uji Kinerja

Uji ini menilai kemampuan persebaran, penyerapan, tekstur, dan bau substansi produk. Bertujuan untuk memastikan bahwa produk skincare ini tidak hanya memenuhi harapan publik tetapi sesuai dengan klaimnya.

Uji Tambahan

Selain pengujian yang sudah disebutkan, beberapa tes tambahan juga dilakukan agar sesuai dengan branding produk. Jenis pengujian tambahan yang umum dilakukan untuk sebuah produk adalah antara lain.

Uji Antimikroba

Bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan produk dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan pada kulit.

Uji Non-Comedogenic

Bertujuan untuk mengetahui produk skincare tersebut tidak menyebabkan pengumbatan pori-pori kulit yang menyebabkan komedo atau jerawat.

Bagaimana Cara Memahami antara Hasil dan Rekomendasi Dermatologis

Seringkali iklan atau artikel menampilkan dermatologis yang merekomendasikan produk skincare, tetapi ditujukan untuk promosi. Selain itu, ada juga dermatologis yang benar-benar merekomendasikan produk tertentu kepada pasien mereka secara rutin jika mereka percaya bahwa itu tepat untuk mereka. Kedua kasus tersebut bisa menghasilkan label Dermatologists Recommended.

Tidak ada yang mampu memastikan regulasi yang pasti mengenai apa yang diperlukan untuk produk dilabeli sebagai Dermatologists Recommended atau Dermatologist Tested. Meskipun begitu, FDA (Food and Drug Administration) biasanya meminta perusahaan kosmetik menyediakan bukti bahwa klaim yang mereka berikan benar dengan logo atau label tersebut.

Langkah Aman Memilih Produk Skincare Berdasarkan Hasil Penguijan Dermatologis

Dalam memilih produk skincare berdasarkan hasil pengujian dermatologis, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kulit yang berbeda. Bahkan produk perawatan kulit yang mahal pun bisa menyebabkan reaksi buruk untuk kulitmu.

Oleh karena itu, jika kamu menemukan skincare yang cocok sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dermatologis yang dapat menganalisis masalah kulit wajahmu dan merekomendasikan produk yang sebaiknya dihindari.

Setelah itu, kamu bisa mencoba produk skincare-mu dengan melakukan test patch pada bagian kulit yang tersembunyi seperti belakang telinga, punggung tangan, dan lain-lainnya.

Nah, sekarang kamu sudah mengerti kan apa itu produk yang menggunakan label Dermatologist Tested dan bagaimana pentingnya label tersebut? Jadi, gunakanlah produk dengan label tersebut untuk menjaga keamanan pemakaian skincare-mu.

Kamu tertarik untuk membuat produk skincare sendiri? Bersama PT Nose Herbal Indo kamu bisa mewujudkan skincare impianmu sendiri. Dengan tim profesional di bidangnya, kamu akan dibantu dari awal hingga akhir proses produksi. Hubungi kontak kami untuk berdiskusi langsung dengan tim Product Development kami tentang produk skincare impianmu! #MaklondiNoseAja