Seberapa Tahu Kamu tentang Struktur Kulit Wajah?

Noséklopedia / 24 July 2024

by Nose Herbal Indo

Kulit adalah organ terbesar dari tubuh manusia yang luasnya terbentang sebesar 16% dari keseluruhan massa tubuh. Memiliki perbandingan jauh dari organ-organ lain, menjadikan kulit sebagai pelindung seluruh organ bagian dalam termasuk saraf, otot, pembuluh darah, hingga tulang.


Kulit sendiri terdiri dari beberapa lapisan karena fungsinya yang penting bagi organ dalam tubuh. Kulit yang sehat memerlukan perawatan mendalam untuk hasil yang maksimal.


Setiap detail kecil dalam struktur kulit bisa membantu menjaga kesehatan dan keseimbangan gaya hidup. Khususnya pada kulit wajah yang berpengaruh pada penampilanmu. Maka dari itu, pembahasan kali ini akan menggali lebih dalam tentang struktur kulit wajah biar kamu bisa lebih bijak dalam merawatnya. Simak yuk pembahasannya!


Lapisan Kulit Memiliki Fungsi yang Berbeda-beda

Kulit terdiri dari dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis adalah lapisan luar kulit yang berasal dari ektoderm, sementara dermis adalah lapisan di bawahnya yang terbuat dari jaringan ikat padat dan berasal dari mesoderm. Di bawah dermis ada lapisan jaringan ikat longgar yang disebut hipodermis, yang di beberapa bagian terutama terdiri dari jaringan lemak (Agarwal, et all., 2023).



Gambar 1. Lapisan-lapisan dan apendiks kulit. Sumber: Kalangi, 2013.


1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan kulit paling luar, yang terdiri dari sel-sel epitel. Dengan tidak memiliki pembuluh darah atau pembuluh getah bening, sehingga nutrisi dan oksigen epidermis diperoleh dari pembuluh kapiler di lapisan dermis. (Kalangi, 2013)


Kemudian, ada sel melanosit yang menyusun sekitar 7-10% dari bagian epidermis. Di dalam melanosit terdapat melanosom yang mengandung asam amino tirosin dan enzim tirosinase. Melanosom ini bertanggung jawab untuk mengubah tirosin menjadi melanin melalui serangkaian reaksi. Hal ini menjadikan, melanin yang dihasilkan berfungsi sebagai pigmen yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata dan pelindung kulit dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. (Kalangi, 2013)


Epidermis memiliki lima lapisan yang terdiri dari stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum dari dalam ke luar. (Kalangi, 2013)



Gambar 2. Lapisan-lapisan epidermis kulit tebal. Sumber: Kalangi, 2013.


Berikut lapisan dari epidermis kulit : (Kalangi, 2013)


- Stratum basal

Lapisan Stratum Basal adalah tempat di mana sel-sel baru kulit terbentuk. Di sini, sel-sel kulit terus-menerus membelah untuk menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau hilang. Sel-sel baru ini kemudian bergerak ke lapisan kulit yang lebih atas.


- Stratum spinosum

Lapisan stratum spinosum terdiri dari beberapa lapisan sel besar yang berbentuk poligonal dengan inti sel yang lonjong. Sitoplasmanya berwarna kebiruan. Ketika diamati dengan mikroskop dengan pembesaran 45x, pada dinding sel yang berbatasan dengan sel lain akan terlihat seperti duri-duri kecil yang tampak menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.


- Stratum granulosum

Lapisan stratum granulosum terdiri dari 2-4 lapis sel pipih yang memiliki banyak butiran basofilik yang disebut granula keratohialin. Jika dilihat dengan mikroskop elektron, granula ini tampak sebagai partikel amorf tanpa membran, tetapi dikelilingi oleh ribosom.


- Stratum lusidum

Lapisan stratum lusidum terdiri dari 2-3 lapisan sel pipih yang tembus cahaya dan sedikit merah muda saat dilihat di bawah mikroskop. Sel-sel ini tidak memiliki inti atau organel.


- Stratum korneum

Stratum korneum adalah lapisan terluar dari kulit yang terdiri dari banyak lapisan sel-sel mati yang pipih dan tidak memiliki inti sel, dengan sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang paling di permukaannya berbentuk sisik keras yang kehilangan air dan terus-menerus mengelupas.


2. Dermis

Dermis terletak di bawah epidermis dan merupakan lapisan kulit yang paling tebal. Komponen utamanya adalah kolagen, serat elastis, dan jaringan ikat. Dermis juga mengandung pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel rambut, dan ujung saraf. Bagian ini juga meliputi berbagai jaringan yang membantu penyembuhan luka saat terjadi kerusakan pada kulit. Pada dermis juga mengandung kelenjar minyak (sebasea) yang menghasilkan minyak untuk permukaan kulit dalam menjaga suhu tubuh tetap stabil. (Agarwal, et all., 2023)


Peran lapisan dermis adalah untuk mendukung dan melindungi kulit serta lapisan-lapisan lebih dalam, membantu dalam regulasi suhu tubuh, dan berperan dalam merasakan sensasi sentuhan Dermis terdiri dari dua lapisan, yaitu stratum papilaris dan stratum retikularis. Batas antara kedua lapisan ini tidak jelas, dan serat-serat di antara keduanya saling terhubung. Berikut merupakan lapisan dari dermis: (Brown, et al., 2022)


- Stratum papilaris

Lapisan ini lebih longgar karena terdapat papila dermis dalam jumlah bervariasi, yakni antara 50 hingga 250 per milimeter persegi. Papila-papila ini paling banyak dan lebih dalam di area-area yang mengalami tekanan besar, seperti telapak kaki.


- Stratum retikularis

Lapisan ini lebih tebal dan lebih dalam. Di dalamnya, terdapat serat-serat kasar dari kolagen dan sedikit serat elastin yang membentuk jaringan yang padat dan tidak teratur. Bagian yang lebih dalam dari lapisan ini memiliki struktur yang lebih longgar, dengan ruang-ruang di antaranya yang diisi oleh lemak, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan folikel rambut.


- Sel-sel dermis

Dermis memiliki sedikit jumlah sel, terdiri dari fibroblas (sel pembentuk jaringan ikat), sel lemak, beberapa makrofag, dan sel mast.


3. Hipodermis

Jaringan hipodermis atau subkutan merupakan lapisan yang terdiri dari lemak dan jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah dan saraf. Lapisan ini penting dalam pengaturan suhu kulit dan tubuh (Han, 2016).


Lapisan yang berada di bawah dermis disebut hipodermis yang terdiri dari jaringan dengan serat kolagen. Hipodermis mengandung lebih banyak sel lemak dibandingkan dermis yang jumlahnya tergantung pada jenis kelamin dan kondisi gizi seseorang. Hal ini juga yang dapat mengatur suhu pada manusia agar tetap hangat meskipun pada suhu dingin. (Agarwal, et all., 2023)


Seberapa Penting Kolagen dan Elastin pada Kulit?

Nah, buat istilah yang satu ini pasti sudah sering dengar kan? Kolagen dan elastin memberikan struktur pada kulit, otot, tulang, dan jaringan ikat pada tubuhmu. Terdiri dari protein yang terbuat dari asam amino, kolagen ini membantu membuat fibrolas atau lapisan kulit tengah pada area dermis yang dapat menumbuhkan sel-sel baru. Seiring bertambahnya usia, tubuh lebih jarang memproduksi kolagen dan kualitasnya lebih rendah dibandingkan usia muda. Wanita mengalami penurunan produksi kolagen lebih cepat saat setelah menopause. Agar Sobat Nose lebih paham perbedaan dari kolagen dan elastin, berikut penjelasannya.


Tabel 1. Perbedaan Kolagen dan Elastin


Bagaimana Regenerasi Kulit Wajah?

Regenerasi kulit adalah proses pembaruan lapisan kulit pada seluruh tubuh. Sel-sel yang baru naik ke permukaan dan menggantikan sel lama di lapisan epidermis dan kemudian menjadi sel kulit mati.


Proses regenerasi kulit terjadi ketika sel-sel epitel dalam epidermis disebut keratinosit dan terus diperbarui melalui pembelahan sel di lapisan dasar, kemudian bergerak ke permukaan kulit.


Selama prosesnya, keratinosit ini berubah bentuk, berkembang, dan menangkap keratin di dalamnya. Lebih dekat ke permukaan, sel-sel ini mati dan terkelupas secara terus menerus. Proses ini memakan waktu sekitar 20 hingga 30 hari, yang disebut sebagai sitomorfosis dan hasilnya disebut korneosit atau lapisan terluar epidermis. (Kalangi, 2013)


Sel kulit mati pada korneosit secara alami terkelupas atau diangkat dari permukaan kulit melalui proses deskuamasi. Namun, jika dibantu oleh eksfoliasi mekanis atau kimiawi secara manual dapat membantu mempercepat proses ini.


Nah, sekarang kamu sudah paham kan sama pembahasan kulit kali ini? Menjaga kulit tetap sehat bisa kamu lakukan mulai dari sekarang lho! Buat kamu yang tertarik ingin membuat skincare dalam mewujudkan kulit sehat, kamu bisa maklon di Nose Herbal Indo dan raih peluang bisnismu di sini!


Bersama dengan tim Prodev yang ahli dibidangnya, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit. Yuk, hubungi kontak kami sekarang dan lakukan konsultasi gratis tentang produk impianmu dengan tim Prodev kami!


Referensi

Arda, O., Gksgr, N., Tzn, Y. (2014). Basic histological structure and functions of facial skin. Clinics in dermatology, 32(1), 313.;

Agarwal, S., Krishnamurthy, K. (2023). Histology, Skin. In StatPearls. StatPearls Publishing.

Brown, T. M., Krishnamurthy, K. (2018). Histology, dermis.

Han, Seung-Kyu. 2016. Innovations and Advances in Wound Healing second edition. USA: Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York. Pp. 1-28

Kalangi, S. J. (2013). Histofisiologi kulit. Jurnal Biomedik: JBM, 5(3).

Mithieux, S. M., Weiss, A. S. (2005). Elastin. Advances in protein chemistry, 70, 437461.

Shoulders, M. D., Raines, R. T. (2009). Collagen structure and stability. Annual review of biochemistry, 78, 929958.

Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo