Bekas Luka Jerawat Bikin Nggak Pede? Ini Solusinya!

Noséklopedia / 25 April 2025

by Nose Herbal Indo

Sobat Nosè pernah ngerasa nggak sih? Udah capek melawan jerawat, tapi saat mulai hilang, muncul bekas jerawat yang bikin nggak pede. Apalagi kalau bekasnya bikin tekstur kulit jadi nggak rata. Bikin percaya diri menurun ketika ingin tampil bare face saat keluar rumah.


Bekas jerawat memang muncul dalam berbagai bentuk, ada yang berupa noda kemerahan, warna kehitaman, sampai yang paling susah dihilangkan, yup, bopeng! Tiap jenis bekas jerawat punya karakteristik dan cara penanganan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk kenali lebih dulu jenisnya sebelum pilih produk atau treatment.


Nah di Noseklopedia kali ini, kamu akan temukan gimana sih cara membedakan jenis-jenis bekas jerawat sekaligus cara perawatan yang pas sesuai kondisi kulitmu. Jadi, sebelum mulai perawatan, yuk simak terus pembahasan ini sampai tuntas biar kamu bisa lebih percaya diri tampil dengan kulit yang sehat dan glowing!


Macam-macam Tipe Bekas Jerawat


Bekas jerawat seringkali berupa kemerahan atau kecokelatan yang biasanya akan memudar dengan sendirinya seiring waktu. Tapi, kalau kamu pernah mengalami jenis jerawat yang susah hilang atau jerawat parah lainnya, bekasnya bisa berupa luka permanen yang bikin tekstur kulit nggak rata, atau yang biasa disebut sebagai bopeng. Setiap jenis jerawat bisa meninggalkan bekas yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahannya. Supaya kamu lebih paham, yuk kita bahas satu per satu!


1. Post-inflammatory Hyperpigmentation

Post-inflammatory hyperpigmentation (PIH), terjadi karena adanya interaksi kompleks antara zat pemicu peradangan, sel penghasil pigmen (melanosit), dan sel kulit (keratinosit). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lawrence E. et al (2024), saat kulit mengalami peradangan akibat jerawat, eksim, luka, atau tindakan dermatologis, tubuh akan melepaskan berbagai zat seperti sitokin peradangan, prostaglandin, dan radikal bebas. Zat-zat ini merangsang melanosit untuk memproduksi lebih banyak melanin (zat pigmen kulit), yang kemudian dipindahkan ke sel-sel kulit di sekitarnya yang menyebabkan noda kehitaman atau kecoklatan setelah jerawat mereda.


Jenis ini umumnya lebih mudah memudar seiring waktu. Tapi, jika melanin masuk ke lapisan dermis, warnanya bisa terlihat kebiruan atau keabu-abuan dan biasanya lebih sulit dihilangkan.


Tingkat keparahan dan lamanya PIH sangat bergantung pada seberapa parah peradangannya dan seberapa dalam melanin tersimpan di kulit. Orang dengan warna kulit yang lebih gelap cenderung lebih rentan mengalami PIH karena mereka memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dan melanosit yang lebih sensitif terhadap peradangan.


2. Post-inflammatory Erythema

Post-inflammatory Erythema (PIE) adalah bekas kemerahan yang muncul di kulit setelah peradangan, seperti jerawat. Berbeda dengan PIH yang ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap, PIE justru terlihat sebagai bintik atau area berwarna merah muda hingga merah. Menurut Bae-Harboe, Y. S., & Graber, E. M. (2013), PIE paling sering terjadi pada orang dengan warna kulit terang (fototipe I-III), dan biasanya tidak disertai perubahan tekstur atau benjolan.


PIE terjadi ketika aliran darah terganggu selama tahap peradangan. Pelebaran pembuluh darah kecil (kapiler) dan kerusakan yang terjadi di sekitarnya bisa menimbulkan bekas kemerahan yang tampak jelas di permukaan kulit. Apalagi saat kulit sedang dalam masa pemulihan, lapisannya menjadi lebih tipis dari biasanya, yang menyebabkan warna kemerahan tersebut semakin terlihat.


Jika proses penyembuhan kulit berjalan tidak sempurna, kulit bisa mengalami kehilangan jaringan kolagen atau elastin. Hal ini berisiko menyebabkan terbentuknya bekas luka permanen (scar). Namun, jika kulit mampu menjalani proses pemulihan dengan baik, baik PIE maupun PIH umumnya akan memudar seiring waktu, tanpa memerlukan perawatan yang terlalu kasar.


3. Ice Pick Scar

Ice pick scar adalah salah satu jenis bekas jerawat atropik atau biasa disebut bopeng. Bentuknya seperti lubang kecil, sempit, dan dalam mirip tusukan jarum. Bekas luka ini umumnya disebabkan oleh jenis jerawat kistik.


Awal munculnya bekas jerawat ini karena jerawat kistik tersebut telah merusak jaringan kulit, lalu kulit kehilangan banyak kolagen saat proses penyembuhan. Akibatnya, terbentuklah cekungan kecil yang dalam ke dalam kulit.



(Sumber : Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology)


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fabbrocini G. et al (2010), bekas jerawat jenis ini biasanya lebarnya kurang dari 2 mm, memiliki bentuk seperti "V", masuk jauh ke dalam kulit, bahkan bisa sampai ke lapisan bawah kulit (subkutan).


4. Boxcar Scar

Selain ice pick scar, ada bekas jerawat boxcar yang merupakan salah satu bekas jerawat atropik. Bekas ini terlihat seperti cekungan lebar berbentuk kotak dengan pinggiran yang tegas. Menurut Fabbrocini G. et al(2010), boxcar scar paling sering muncul di bagian pipi bawah dan rahang, yaitu area wajah yang kulitnya cenderung lebih tebal. Tidak seperti ice pick scar yang dalam dan runcing seperti huruf "V", boxcar scar berbentuk lebih datar dan lebar seperti huruf "U". Bentuk ini membuat kulit terlihat cekung dan permukaannya jadi tampak tidak rata.


5. Rolling Scar

Selanjutnya ada rolling scar yang menjadi salah satu bekas jerawat atropik. Bekas jerawat ini memiliki kedalaman yang bervariasi, dengan tepi miring yang membuat kulit tampak bergelombang dan tidak rata. Jacob, C. I. et al (2001) menyebutkan bahwa jenis bekas ini terjadi karena adanya tarikan dari lapisan dalam kulit (dermis) ke jaringan di bawahnya (subkutis). Ukurannya biasanya cukup lebar, sekitar 4-5 mm atau lebih, dan memberi tampilan kulit seperti bergulung atau bergelombang, mirip bentuk huruf "M".


6. Hipertrofik dan Keloid

Bekas jerawat hipertrofik dan keloid terjadi karena adanya penumpukan kolagen yang berlebihan dan berkurangnya proses pemecahan kolagen saat proses penyembuhan jerawat. Bekas hipertrofik biasanya tampak berwarna merah muda, menonjol, dan padat, namun tetap berada di area luka awal. Sedangkan keloid, tumbuh melebihi batas luka asli dan muncul sebagai benjolan berwarna ungu kemerahan. Jenis ini terjadi karena kolagen yang menumpuk dengan bentuk melingkar dan padat. Keduanya sering terjadi pada orang dengan kulit lebih gelap, dan paling umum muncul di area tubuh seperti punggung atau dada.


Bahan Alami yang Dapat Membantu Atasi Bekas Jerawat


Menghilangkan bekas jerawat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa orang memilih menggunakan bahan aktif seperti AHA, BHA, dan PHA melalui proses chemical peeling, atau mencoba teknologi seperti microneedling yang umumnya dilakukan di klinik kecantikan. Tapi, kalau kamu lebih suka cara alami, ada juga beberapa bahan alami yang bisa membantu menyamarkan bekas jerawat secara aman dan mudah digunakan di rumah, yaitu sebagai berikut.


1. Rosehip Seed Oil

Rosehip seed oil sering dikenal sebagai andalan untuk melawan tanda-tanda penuaan. Tapi ternyata, manfaatnya nggak berhenti di situ. Minyak ini juga dipercaya bisa membantu menyamarkan bekas jerawat.


Menurut Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications, penggunaan rosehip oil dua kali sehari mampu membantu memudarkan bekas luka dan noda gelap di kulit. Walaupun penelitian ini awalnya dilakukan pada bekas luka operasi, hasilnya tetap menjanjikan untuk bekas jerawat juga. Selain itu, minyak ini cukup aman untuk langsung digunakan di kulit dan mudah ditemukan di pasaran.


2. Madu

Kalau kamu cari solusi alami yang super simpel, madu bisa jadi jawabannya. Nggak perlu repot ke apotek, cukup ambil dari dapur. Madu sudah lama dikenal punya banyak manfaat untuk menyembuhkan bekas luka jerawat, seperti yang dijelaskan oleh Vijaya KK, et al (2012). Kandungan anti-bakterinya membantu mempercepat proses penyembuhan sekaligus mencegah infeksi, dua hal penting yang bisa mengurangi risiko terbentuknya bekas jerawat. Selain itu, madu juga bisa membantu melawan bakteri penyebab jerawat baru. Cukup oleskan langsung ke kulit, dan biarkan madu bekerja secara alami pada kulitmu. Nah, kamu juga bisa menggunakan moisturizer atau toner dengan kandungan madu untuk hasil yang lebih optimal.


3. Black Seed Oil

Minyak yang satu ini berasal dari tanaman Nigella sativa dan sudah digunakan sejak lama sebagai obat tradisional di Timur Tengah hingga Eropa. Menurut Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery, black seed oil dikenal punya sifat antibakteri, antivirus, dan anti-inflamasi. Nggak cuma bantu mengurangi peradangan, tapi juga mempercepat proses penyembuhan luka. Bahkan, beberapa studi menyebutkan minyak ini bisa membantu meratakan warna kulit dan mencegah jerawat datang kembali. Cocok banget buat kamu yang lagi berjuang dengan bekas jerawat membandel.


4. Aloe Vera

Lidah buaya (aloe vera) memiliki berbagai manfaat yang dapat membantu mengurangi bekas jerawat ketika dioleskan ke kulit. Menurut International Journal of Natural Therapy, tanaman ini dikenal mampu meningkatkan respons sistem imun terhadap peradangan, yang dapat membantu meminimalkan terbentuknya bekas luka.


Selain itu, lidah buaya juga merangsang produksi kolagen dan serat elastin, dua komponen penting dalam proses perbaikan kulit yang rusak sehingga bisa memperbaiki jaringan bekas jerawat sekaligus mengurangi tanda-tanda penuaan.


Sifat anti-inflamasinya pun membantu meredakan peradangan yang bisa memicu bekas jerawat. Meski sebagian besar penelitian fokus pada luka bakar dan bekas operasi, manfaat lidah buaya juga berpotensi efektif untuk bekas jerawat.


Buat Skincare Anti Jerawat Sendiri Bersama Nosè!


Dengan perawatan di atas, kamu bisa menghilangkan bekas jerawatmu dengan aman dan tepat. Jangan lupa juga untuk melakukannya secara rutin agar perawatanmu lebih maksimal, ya!


Nah, kalau kamu tertarik untuk membuat produk skincare anti-acne dengan brandmu sendiri, PT Nosè Herbal Indo siap membantumu menciptakannya. Mulai dari formulasi, produksi, hingga produk jadi, kamu bisa mewujudkan produk impianmu sesuai kebutuhan konsumen.


Bersama tim RnD dan Prodev profesional, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit berjerawat. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi kontak kami untuk mulai konsultasikan produkmu sekarang!


Referensi:


1. Lawrence E, Syed HA, Al Aboud KM. Postinflammatory hyperpigmentation. [Updated 2024 Nov 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.


2. Bae-Harboe, Y. S., & Graber, E. M. (2013). Easy as PIE (Postinflammatory Erythema). The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 6(9), 46-47.


3. Jacob, C. I., Dover, J. S., & Kaminer, M. S. (2001). Acne scarring: a classification system and review of treatment options. Journal of the American Academy of Dermatology, 45(1), 109-117.


4. Fabbrocini G, Annunziata MC, D'Arco V, De Vita V, Lodi G, Mauriello MC, Pastore F, Monfrecola G. Acne scars: pathogenesis, classification and treatment. Dermatol Res Pract. 2010;2010:893080. doi: 10.1155/2010/893080. Epub 2010 Oct 14. PMID: 20981308; PMCID: PMC2958495.


5. Salih H.M. Aljabre, Omar M. Alakloby, Mohammad A. Randhawa, Dermatological effects of Nigella sativa, Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery, Volume 19, Issue 2, 2015, Pages 92-98, ISSN 2352-241


6. Valerón-Almazán, P. , Gómez-Duaso, A. , Santana-Molina, N. , García-Bello, M. and Carretero, G. (2015) Evolution of Post-Surgical scars Treated with Pure Rosehip seed oil. Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications, 5, 161-167.


7. Vijaya KK, Nishteswar K. Wound healing activity of honey: A pilot study. Ayu. 2012 Jul;33(3):374-7. PMID: 23723644; PMCID: PMC3665090.


8. Oryan A, Mohammadalipour A, Moshiri A, Tabandeh MR. Topical Application of Aloe vera Accelerated Wound Healing, Modeling, and Remodeling: An Experimental Study. Ann Plast Surg. 2016 Jan;77(1):37-46. PMID: 25003428.


Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo