Jerawat Susah Berhenti? Coba Cek Menu Makananmu!

Noséklopedia / 18 April 2025

by Nose Herbal Indo

Jerawat memang jadi salah satu masalah kulit yang paling sering bikin stres, apalagi buat kamu yang punya tipe kulit acne prone. Nggak jarang, berbagai produk skincare udah dicoba, tapi hasilnya masih belum memuaskan. Di sinilah pentingnya melihat masalah kulit nggak cuma dari luar pakai skincare, tapi juga dari dalam.


Pola makan sehari-hari ternyata juga memiliki peran besar dalam menentukan kondisi kulit. Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh bisa memengaruhi keseimbangan hormon, produksi minyak, dan tingkat peradangan yang merupakan tiga faktor utama penyebab jerawat. Oleh karena itu, rutin mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi, penting banget untuk kesehatan kulit agar lebih bersih dan terjaga.


Di artikel ini, Nosèklopedia akan membahas makanan yang sebaiknya kamu hindari dan juga yang justru bisa bantu meredakan jerawat. Mulai dari junk food dan gula yang diam-diam bisa jadi pemicu, sampai nutrisi dari bahan alami yang sering kamu temui tapi belum tentu kamu sadari manfaatnya untuk kulit. Buat kamu lagi berjuang melawan jerawat, simak artikelnya sampai tuntas, ya!


Makanan yang Dapat Menyebabkan Jerawat


Jerawat adalah kondisi kulit yang cukup umum yang telah memengaruhi hampir 10% dari populasi dunia (Tan JK, 2015). Beberapa faktor bisa memicu terjadinya jerawat, mulai dari produksi sebum (minyak alami kulit) dan keratin, bakteri penyebab jerawat, hormon, pori-pori yang tersumbat, sampai peradangan.


Namun, hubungan antara pola makan dan jerawat ternyata telah ditemukan di beberapa penelitian. Berikut adalah beberapa makanan yang berpotensi dapat menyebabkan jerawat.


1. Tepung dan Gula

Makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti tepung putih dan gula pasir sangat cepat diserap ke dalam aliran darah yang menyebabkan naiknya kadar gula darah dalam waktu singkat.


Ketika hal ini terjadi, tubuh akan memproduksi lebih banyak insulin untuk menstabilkan kadar gula tersebut dengan cara memasukkannya ke dalam sel. Namun, kadar insulin yang terlalu tinggi dalam jangka panjang tidak hanya berdampak pada kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung, tetapi juga dapat memperparah jerawat.


Tingginya kadar insulin ini dapat mengaktifkan hormon androgen dan meningkatkan produksi insulin-like growth factor 1 (IGF-1), dua faktor yang diketahui dapat mempercepat pertumbuhan sel-sel kulit serta meningkatkan produksi sebum. Produksi minyak yang berlebih inilah yang kemudian menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat (Holesh JE, et al. 2023).


Hubungan antara pola makan dan jerawat juga diperkuat oleh studi dari Penso L, et al. (2020), yang menemukan bahwa konsumsi makanan tinggi gula atau lemak secara rutin dapat meningkatkan risiko jerawat hingga 54%, sementara konsumsi minuman manis meningkatkan risiko sebesar 18%.


Melihat temuan tersebut, diet rendah glikemik (low glycemic diet) dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk membantu mengurangi jerawat. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian dari American Journal of Clinical Nutrition, yang menyarankan pola makan rendah glikemik untuk menjaga kestabilan kadar gula darah dan insulin. Dengan pola makan ini, risiko peradangan dan produksi minyak berlebih pada kulit bisa diminimalkan sehingga kulit pun terbebas dari jerawat.


2. Fast Food

Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan ayam goreng umumnya mengandung lemak jenuh, garam tinggi, serta tambahan gula. Kombinasi kandungan ini dapat berpotensi memperparah kondisi jerawat. Penelitian oleh Wei B, et al. (2010) menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak berkaitan dengan peningkatan risiko jerawat hingga 43%.


Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, beberapa peneliti menduga bahwa makanan cepat saji dapat memengaruhi ekspresi gen dan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh. Perubahan inilah yang diyakini bisa memicu munculnya jerawat.


3. Produk Olahan Susu

Susu sapi dan produk olahannya seperti keju dan yogurt memiliki kandungan asam amino yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon tubuh manusia, terutama IGF-1 yang berperan dalam produksi sebum. Menurut Ozdarska K, et al (2017), karena hal inilah produk olahan susu juga termasuk sebagai makanan yang berpotensi memicu tumbuhnya jerawat.


Nggak cuma itu, Journal of the American Academy of Dermatology juga menemukan bahwa konsumsi susu tanpa lemak juga berhubungan dengan meningkatnya risiko jerawat pada remaja.


4. Cokelat

Walaupun banyak yang menganggap cokelat sebagai guilty pleasure, ternyata cokelat juga berpotensi menyebabkan munculnya jerawat. Penelitian Caperton et al., 2014 menunjukkan bahwa konsumsi cokelat dapat meningkatkan jumlah lesi jerawat dalam beberapa hari.


Menurut Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, hal ini diduga karena konsumsi cokelat memengaruhi hormon dan meningkatkan pertumbuhan bakteri di kulit, yang mana dua hal ini bisa memicu jerawat.


5. Protein Powder

Bubuk protein berbahan dasar whey, ternyata juga berpotensi memperburuk jerawat. Suplemen ini mengandung asam amino leucine dan glutamine dalam jumlah tinggi. Menurut Studi oleh Pontes et al. (2013) dalam Dermato-Endocrinology, kedua asam amino ini dapat merangsang pertumbuhan dan pembelahan sel kulit dengan lebih cepat, yang mungkin berkontribusi pada munculnya jerawat.


Selain itu, asam amino dalam whey protein juga dapat memicu peningkatan produksi insulin dan IGF-1 di dalam tubuh, yaitu dua faktor yang telah dikaitkan dengan perkembangan jerawat.


Nutrisi yang Diperlukan untuk Kulit Berjerawat


Setelah membahas berbagai jenis makanan yang bisa memicu jerawat, bukan berarti kamu harus sepenuhnya menghindarinya. Cukup dengan membatasi konsumsinya agar tidak berlebihan. Selain itu, kamu juga bisa mulai menyeimbangkannya dengan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan bermanfaat untuk kulit berjerawat. Beberapa nutrisi tertentu dapat membantu mengatasi jerawat dari dalam tubuh.


Dikutip dari Healthline, berikut adalah beberapa nutrisi yang dapat bermanfaat untuk kulit berjerawat.


1. Probiotik

Probiotik dikenal sebagai bakteri baik yang berfungsi menyeimbangkan mikrobioma usus. Keseimbangan ini penting karena kesehatan usus sering kali berhubungan erat dengan kondisi kulit. Probiotik dapat membantu mengurangi peradangan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, yang secara tidak langsung bisa memperbaiki kondisi kulit berjerawat. Kamu bisa menemukan probiotik dalam yogurt, kefir, tempe, dan makanan fermentasi lainnya.


2. Asam Lemak Omega-3

Omega-3 memiliki sifat antiinflamasi yang kuat dan dapat membantu mengurangi peradangan yang menjadi pemicu utama jerawat. Selain itu, omega-3 juga membantu menurunkan kadar IGF-1, hormon yang berhubungan dengan produksi sebum berlebih. Sumber omega-3 yang baik antara lain ikan salmon, sarden, biji chia, dan kenari.


3. Vitamin dan Zinc

Vitamin A, C, dan E adalah antioksidan kuat yang membantu memperbaiki kerusakan kulit dan meredakan peradangan. Sementara itu, zinc (seng) berperan penting dalam proses penyembuhan luka, mengontrol produksi minyak di kulit, dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Zinc bisa ditemukan dalam makanan seperti tiram, kacang mete, dan biji labu.


4. Polifenol

Polifenol adalah senyawa antioksidan yang banyak ditemukan dalam teh hijau, buah beri, dan anggur merah. Zat ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif pada kulit dan melawan peradangan. Beberapa studi juga menyebutkan bahwa polifenol dari teh hijau dapat membantu menurunkan produksi sebum dan memperbaiki kondisi jerawat secara bertahap.


5. Kurkumin

Kurkumin adalah senyawa aktif yang terdapat dalam kunyit dan dikenal dengan sifat anti-inflamasinya yang kuat. Selain membantu mengurangi peradangan pada kulit, kurkumin juga dapat melawan bakteri penyebab jerawat dan mendukung proses detoksifikasi alami tubuh. Mengonsumsi kunyit dalam bentuk suplemen atau campuran dalam makanan bisa menjadi tambahan yang baik untuk perawatan kulit dari dalam.


Yuk, Buat Produk Skincare Anti-acne Bersama Nosè!


Dengan mengatur pola makan dan memperkaya asupan nutrisi-nutrisi di atas, kamu bisa membantu merawat kulit berjerawat secara alami dari dalam tubuh. Jadi, selain skincare dari luar, pastikan juga isi piringmu mendukung kesehatan kulit, ya!


Nah, kalau kamu tertarik untuk membuat produk skincare anti-acne dengan brandmu sendiri, PT Nosè Herbal Indo siap membantumu menciptakannya. Mulai dari formulasi, produksi hingga produk jadi, kamu bisa mewujudkan produk impianmu sesuai kebutuhan konsumen.


Bersama tim RnD dan Prodev profesional, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit berjerawat. Tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi kontak kami untuk mulai konsultasikan produkmu sekarang!


Referensi


1. Chalyk, N., Klochkov, V., Sommereux, L., Bandaletova, T., Kyle, N., & Petyaev, I. (2018). Continuous dark chocolate consumption affects human facial skin surface by stimulating corneocyte desquamation and promoting bacterial colonization. Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 11(9), 37-41.


2. Holesh, J. E., Aslam, S., & Martin, A. (2023). Physiology, carbohydrates. In StatPearls. StatPearls Publishing.


3. Ozdarska, K., Osucha, K., Savitskyi, S., Malejczyk, J., & Galus, R. (2017). Rola diety w patogenezie trądzika pospolitego [Diet in pathogenesis of acne vulgaris]. Polski Merkuriusz Lekarski, 43(256), 186-189. PMID: 29084194


4. Penso, L., Touvier, M., Deschasaux, M., Szabo de Edelenyi, F., Hercberg, S., Ezzedine, K., & Sbidian, E. (2020). Association between adult acne and dietary behaviors: Findings from the NutriNet-Santé prospective cohort study. JAMA Dermatology, 156(8), 854-862.


5. Tan, J. K., & Bhate, K. (2015). A global perspective on the epidemiology of acne. British Journal of Dermatology, 172(Suppl. 1), 3-12.


6. Wei, B., Pang, Y., Zhu, H., Qu, L., Xiao, T., Wei, H. C., Chen, H. D., & He, C. D. (2010). The epidemiology of adolescent acne in North East China. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 24(8), 953-957.


Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo