Mengenal Kulit Sensitif: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Noséklopedia / 16 August 2024

by Renanda Namira

Kamu punya kulit wajah yang gampang iritasi, kemerahan, atau jerawat meradang yang nggak kunjung sembuh? Jangan dibiarkan ya, itu bisa jadi tanda kalau kamu punya tipe kulit wajah sensitif. Kulit sensitif seringkali bikin masalah yang nggak hanya mengganggu penampilan, tapi juga bisa bikin stres karena masalahnya terus berulang.


Jadi, kalau kamu punya kulit sensitif, penting banget untuk segera mengatasinya sebelum kondisi kulitmu makin parah. Ingat, merawat kulit sensitif dengan cara yang tepat nggak cuma bisa mencegah masalah yang lebih besar di kemudian hari, tapi juga bisa menjaga kulitmu tetap sehat dan terawat. Apalagi sekarang, sudah banyak produk perawatan kulit yang dirancang khusus untuk kulit sensitif, menggunakan bahan-bahan aktif yang sudah teruji secara klinis.


Nah, supaya kamu tahu lebih mendalam tentang serba-serbi fakta kulit sensitif, dari ciri-ciri, faktor, hingga cara perawatannya agar lebih maksimal. Artikel berikut akan membahas lengkap untuk kamu. Yuk, simak pembahasannya berikut ini!


Apa yang Terjadi Pada Kulit Sensitif?


Kulit sensitif adalah kondisi di mana sensasi tidak menyenangkan seperti nyeri, terbakar, kesemutan, gatal, dan menyengat. Gejala-gejala ini bisa muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah kontak dengan produk kosmetik atau faktor lingkungan, atau setelah beberapa kali penggunaan produk, yang dapat memicu reaksi melalui efek kumulatif (Duarte, Ida et al. 2017).


Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 14% dari populasi umum memiliki kulit sensitif, yang mungkin disebabkan oleh lapisan kulit luar yang tipis dan lebih permeabel. Selain itu, fungsi pelindung kulit yang menurun pada kulit sensitif sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan lipid di lapisan terluar kulit (Berardesca E et all., 2013).


Lapisan stratum korneum menjadi lebih mudah ditembus, sehingga zat-zat lebih mudah masuk dan air lebih cepat hilang. Semakin tipis lapisan ini, maka semakin mudah zat-zat masuk dan menyebabkan reaksi seperti pelepasan zat kimia yang membuat ujung saraf di kulit lebih sensitif. Saraf pada kulit yang sensitif lebih aktif sehingga menyebabkan sensasi tidak nyaman seperti nyeri. Hal ini disebabkan oleh zat kimia yang dilepaskan oleh saraf ini menyebabkan pembuluh darah melebar dan sel-sel tertentu pada kulit sehingga menimbulkan warna kemerahan (Duarte, Ida et all., 2017). Kulit sensitif dapat dibagi menjadi tiga jenis: (Berardesca E et all., 2013)

  • - Tipe I, dengan fungsi pelindung kulit yang rendah.
  • - Tipe II, dengan peradangan tetapi fungsi pelindung yang normal.
  • - Tipe III, yang terlihat sehat tetapi tetap sensitif.

Pada semua jenis kulit sensitif, ditemukan faktor pertumbuhan saraf yang lebih tinggi di lapisan kulit luar, yang terkait dengan kepekaan terhadap rangsangan listrik. Ini menunjukkan bahwa kulit sensitif mungkin terkait dengan saraf yang berada di kulit (Berardesca E et all., 2013). Selain itu, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kulit sensitif mungkin disebabkan oleh respons saraf yang berlebihan. Ini bisa terjadi karena aktivasi berlebihan reseptor saraf tertentu, baik di saraf kulit maupun di sel-sel kulit seperti keratinosit (Bissett, D. L., et all. 2004).


Faktor yang Mempengaruhi Kulit Sensitif


Kulit sensitif adalah kondisi di mana kulit bereaksi terhadap kontak atau faktor lingkungan, biasanya tanpa tanda-tanda yang terlihat. (Berardesca E et all., 2013). Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kulit menjadi sensitif.


1. Gender

Secara umum, wanita lebih sering mengeluhkan kulit sensitif dibandingkan pria (REILLY, D.M. et all. 1997). Studi epidemiologi yang dilakukan di beberapa negara di Eropa, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang menunjukkan bahwa kondisi kulit sensitif terjadi pada sekitar 60% wanita dan 40% pria (Misery, 2016). Namun, tidak ada perbedaan reaksi terhadap iritan yang diuji antara pria dan wanita. Hal ini dikarenakan, kulit pria cenderung lebih tebal daripada kulit wanita, dan hormon pada wanita bisa meningkatkan sensitivitas terhadap peradangan (Aramaki, J. et all., 2002).


2. Ras

Perbedaan ras terkait kerentanan kulit terhadap iritan merupakan topik penting dalam dermatologi. Dua studi besar menemukan bahwa tidak ada perbedaan ras dalam laporan sensitivitas terhadap produk. Namun, sebagian besar penelitian ini berfokus pada wanita Kaukasia. (Robinson, M. K. 2000)


Meskipun begitu, ada perbedaan yang diamati dalam persepsi sensorik. Orang Asia dilaporkan lebih sering mengalami respons sensorik yang tidak menyenangkan dibandingkan orang Kaukasia, yang terlihat dari tingginya angka pengunduran diri dalam studi klinis di Jepang karena efek samping pada kulit. Selain itu, subjek Asia cenderung memiliki respons sensorik yang lebih cepat dibandingkan dengan subjek Kaukasia. (Aramaki, J. et all., 2002)


3. Anatomi

Penelitian telah dilakukan untuk menilai perbedaan neurosensori dan fisiologis pada kulit di berbagai bagian tubuh menggunakan berbagai alat dan metode. Hasilnya menunjukkan bahwa sensitivitas kulit berbeda tergantung pada daerah anatomi. (Farage, M.A., et all. 2006)


4. Pengaruh Lingkungan

Sebagian besar orang dengan kulit sensitif melaporkan sensasi tidak nyaman saat terkena suhu dingin, angin, matahari, polusi, dan panas. Kulit juga menjadi lebih rentan terhadap iritasi dari SLS selama musim dingin dibandingkan musim panas, karena suhu rendah dan kelembapan rendah di musim dingin menyebabkan kulit menjadi lebih kering. (Farage, M.A., et all. 2006)


5. Produk Kosmetik

Kosmetik sering menjadi penyebab utama kulit sensitif, terutama pada wanita, karena penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat. Bahan-bahan seperti asam alfa-hidroksi, propilen glikol, alkohol, dan wewangian dapat meningkatkan risiko iritasi (Barata, et all., 2012). Selain itu, menjaga pH kulit sekitar 5,5 penting untuk melindungi dan menjaga kelembapan kulit. Jika penghalang kulit terganggu, bahan-bahan dapat masuk dan menyebabkan reaksi inflamasi. Produk yang mengubah pH kulit menjadi kurang cocok untuk kulit sensitif. Selain itu, zat-zat iritan dapat merusak fungsi penghalang kulit, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi. Zat-zat ini juga bisa menyebabkan reaksi inflamasi ketika dicerna oleh sel-sel kulit, seperti sel Langerhans, yang memicu respons peradangan dari keratinosit dan limfosit T. (Farage MA. et all., 2014)


Cara Mengatasi Reaksi Iritasi pada Kulit Sensitif


Mengatasi iritasi pada kulit sensitif dapat melakukan hal berikut.


1. Hidrasi Kulit

Hidrasi kulit yang baik membantu memulihkan dan menjaga lapisan pelindung kulit. Disarankan menggunakan pelembap dengan sedikit bahan, tanpa parfum, dan tanpa zat yang bisa mengiritasi kulit (seperti urea). (Duarte, Ida et al. 2017)


Kerusakan stratum korneum akibat kontak berulang dengan bahan iritan juga dalam menyebabkan kulit kehilahan NMF (Natural Moisturizing Factor). Hal tersebut yang dapat membuat kulit menjadi sensitif dan kering yag membuat lapisan pelindung kulit menurun. (Chairunnisa I., et all., 2020)


Jenis kulit sensitif disebabkan oleh reaktivitas yang berlebihan, yang terkait dengan faktor internal seperti reaksi pembuluh darah yang tidak normal dan peradangan, yang menyebabkan kemerahan dan couperose. Pelembap yang mengandung senyawa anti-inflamasi dan/atau antioksidan dapat membantu mengurangi peradangan dan mengatur reaksi pembuluh darah. pH normal kulit berkisar antara 4,2 hingga 5,6, yang sedikit asam dan dipengaruhi oleh komposisi lapisan hidrolipidik pada stratum korneum. (Piccioni 2017)


2. Lindungi dari Sinar UV

Bahaya utama sinar ultraviolet adalah menyebabkan kulit kemerahan. Sinar UV, terutama UV B, bisa membuat kulit merah sebagai tanda iritasi akibat paparan sinar ultraviolet. Gejala ini sering disertai dengan rasa gatal pada area kulit yang memerah. (Hapsah Isfardiyana S, 2014)


Maka dari itu, selalu gunakan tabir surya ketika berada di luar ruangan yang terpapar langsung oleh sinar UV matahari. Produk kosmetik yang mengandung tabir surya biasanya memiliki label dengan nilai SPF (Sun Protecting Factor) tertentu. Nilai SPF berkisar antara 2 hingga 60, yang menunjukkan berapa lama produk tersebut dapat melindungi kulit dari sinar UV yang menyebabkan kulit terbakar. Untuk menentukan durasi efektif produk, pengguna dapat mengalikan angka SPF dengan waktu yang diperlukan kulit untuk terbakar tanpa tabir surya. (Hapsah Isfardiyana S, 2014)


3. Gunakan Kosmetik Fragrance-Free dan Hypoallergenic Product

Orang dengan kulit sensitif mungkin menggunakan lebih banyak produk perawatan kulit, yang bisa menjadi alasan mereka lebih sering mengalami alergi terhadap wewangian. Karena itu, mereka dengan kulit sensitif sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan produk beraroma. (Van Amerongen, Cynthia C A et al. 2021)


Analisis berdasarkan negara menunjukkan bahwa Belanda, diikuti oleh Jerman, lebih sering menggunakan produk beraroma dibandingkan Swedia. Namun, penelitian oleh Diepgen et al. menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam alergi kontak terhadap wewangian antar negara. Meskipun peneliti dari berbagai negara dilatih secara setara dan subjek berasal dari wilayah geografis yang berbeda, perbedaan dalam penggunaan produk beraroma tidak diikuti oleh perbedaan signifikan dalam prevalensi alergi kontak terhadap wewangian, dan alasan untuk perbedaan ini tidak jelas. (Van Amerongen, Cynthia C A et al. 2021)


Maka dari itu, gunakan produk yang memiliki label fragrance-free agar tidak memperparah keadaan kulit sensitif.


Kandungan Skincare yang Dapat Menenangkan Kulit Sensitif


1. Centella asiatica

Komponen aktif utama dalam C. asiatica adalah saponin, yang juga disebut triterpenoid. Saponin ini termasuk asiatikosida, madekasosida, dan asam madasiatik, yang terikat pada asam asiatik. Beberapa kandungan ini adalah kunci untuk membantu penyembuhan luka dan memperbaiki pembuluh darah dengan mengurangi produksi kolagen di area luka. Ada juga komponen lain seperti brahmoside dan brahminoside yang mungkin memiliki efek pada sistem saraf dan relaksasi uterus, meskipun belum terbukti secara klinis (Gohil, Kashmira J et all. 2010).


Penelitian pada (Ratz-Łyko, A et all. 2016) menunjukkan bahwa emulsi dengan ekstrak C. asiatica 5% memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan emulsi tanpa ekstrak. Hal ini disebabkan oleh adanya saponin dalam C. asiatica, yang mampu mengikat air dalam lapisan kulit. Studi ini menunjukkan bahwa produk kosmetik dengan ekstrak C. asiatica dapat secara signifikan meningkatkan kelembapan kulit. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan (Ratz-Łyko, A et all. 2016), dapat disimpulkan bahwa kosmetik dengan ekstrak C. asiatica memiliki sifat melembapkan dan mengurangi peradangan. Ekstrak ini efektif tidak hanya untuk produk antipenuaan tetapi juga untuk meningkatkan kelembapan kulit. Oleh karena itu, ekstrak tanaman ini cocok digunakan dalam produk pelembap dan perawatan kulit kering serta sensitif.


2. Niacinamide

Niacinamide, juga dikenal sebagai nicotinamide, adalah komponen dari enzim yang terlibat dalam transfer hidrogen, yaitu nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) dan nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADP). Enzim-enzim ini membantu menyediakan hidrogen untuk rantai respirasi, yang diperlukan untuk produksi energi. Bentuk tereduksi dari enzim-enzim ini (NADH dan NADPH) juga berfungsi sebagai antioksidan. Inilah sebabnya mengapa penggunaan niacinamide secara topikal (oles) dianggap dapat menghambat proses oksidasi pada kulit. (Bissett, D. L., et all. 2004)


Perawatan dengan niacinamide meningkatkan aktivitas gen PPAR-α, yang membantu dalam pembentukan sel kulit dan mengurangi peradangan. Sebuah studi klinis menilai kemerahan dan kekeringan kulit pada 382 pasien setelah menggunakan produk kosmetik yang mengandung niacinamide, panthenol, dan PEA. Hasilnya, kedua produk tersebut secara signifikan mengurangi kemerahan kulit yang sering terjadi saat musim dingin. Namun, karena studi ini tidak menggunakan kontrol yang tepat dan produk mengandung bahan aktif lain, kita tidak bisa memastikan bahwa niacinamide saja yang efektif untuk kulit sensitif. (Bissett, D. L., et all. 2004)


3. Oat Extract

Avena sativa adalah jenis sereal dari keluarga Gramineae, yang daunnya dan bunganya tumbuh sepanjang batang tanaman. Butirannya mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi, dengan 65%-85% karbohidrat seperti pati (serat dan β-glukan sekitar 5%), 15%-20% protein, dan 3%-11% lipid, yang sebagian besar merupakan trigliserida tak jenuh. Butiran ini juga mengandung flavonoid seperti avenanthramides dan saponin (avenacins). Beberapa studi menunjukkan bahwa mandi dengan oatmeal koloid memiliki sifat menenangkan dan anti-iritasi, bahkan pada konsentrasi minimal 0,007% sendiri atau 0,003% jika dikombinasikan dengan 30%-35% minyak mineral (Kurtz, E. S., & Wallo, W. 2007). Keamanan kosmetik yang mengandung oatmeal untuk kulit sensitif telah dipastikan. Namun, belum ada studi yang secara khusus mengevaluasi efektivitas bahan aktif ini untuk kondisi kulit sensitif (Criquet, M., et all. 2012).


4. Aloe Vera

Karena manfaat aloe vera, tanaman ini bisa digunakan untuk menjaga kelembapan dan kesehatan kulit. Aloe vera juga membantu mencegah luka kulit karena mengandung mukopolisakarida, asam amino, seng, dan air. Aloe vera lebih efektif dan lebih murah dalam penyembuhan luka dibandingkan dengan pengobatan lainnya. Dengan semakin populernya pengobatan tradisional dan jarangnya efek samping Aloe vera, tanaman ini direkomendasikan sebagai pengobatan tambahan untuk membantu penyembuhan luka (Hekmatpou, Davood et all. 2019).


Aloe Vera memiliki sifat anti-inflamasi, antiseptik, antimikroba, anti-tumor, perlindungan kulit, anti-diabetes, anti-bakteri, dan anti-virus, yang semuanya sangat penting untuk penyembuhan luka. Tanaman ini efektif dalam penyembuhan luka melalui berbagai mekanisme, seperti menjaga kelembapan luka, meningkatkan migrasi sel, meningkatkan produksi kolagen, dan mengurangi peradangan (Saleem A, et all. 2022). Aloe vera sekarang digunakan dalam lebih dari 95% produk perawatan kulit karena kemampuannya yang luar biasa untuk melembapkan. Aloe vera membantu kulit menghidrasi diri, menghilangkan sel kulit mati, dan merangsang produksi kolagen dan elastin, sehingga kulit menjadi lebih elastis dan mengurangi kerutan (Saleem A, et all. 2022).


5. Licorice Extract

Licorice (Glycyrrhiza glabra L., Fabaceae) adalah tanaman tahunan yang dikenal karena akarnya yang manis. Tanaman ini mengandung berbagai zat alami yang bermanfaat. Glycyrrhizin, zat yang memberikan rasa manis pada akar licorice, adalah saponin tipe triterpena yang memiliki sifat antivirus, antiinflamasi, antitumor, dan antimikroba. (Caballero, B., et all. 2003)


Selain glycyrrhizin, komponen fenolik seperti chalcone isoliquiritigenin dan isoflavonoid glabridin juga berperan penting dalam aktivitas biologis akar licorice. G. glabra secara tradisional digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Ekstrak akar licorice melindungi kulit dari cedera akibat stres oksidatif, mempercepat penyembuhan luka, memperbaiki struktur jaringan di area luka, dan secara efektif mengurangi gejala dermatitis atopik (AD). (Ciganović, Petar et al. 2019)


6. Calendula Extract

Minyak atau ekstrak dari Calendula officinalis L. (marigold) adalah bahan yang digunakan dalam produk kosmetik, dan mengandung berbagai senyawa bioaktif, seperti terpenoid dan terpen (terutama bisabolol, faradiol, chamazulene, arnidiol, dan ester), karotenoid (terutama rubixanthin dan likopen), flavonoid (terutama quercetin, isorhamnetin, dan kaempferol aglycones), serta asam lemak tak jenuh ganda (terutama asam calendic) (Silva D., et all. 2021). Tanaman ini diketahui memiliki berbagai aktivitas biologis seperti angiogenik, regenerasi pembuluh darah, analgesik, antimikroba, antioksidan, dan imunomodulator.


Dalam produk kosmetik, calendula digunakan dalam formulasi untuk kulit sensitif dan produk yang menenangkan (misalnya, produk setelah berjemur) dalam berbagai bentuk, termasuk untuk kulit, mata, rambut, dan produk mandi, dengan tingkat keamanan yang diakui untuk penggunaan dalam kosmetik (Silva D., et all. 2021). Ekstrak Calendula sering digunakan dalam berbagai produk kosmetik dan sediaan, terutama untuk kulit yang meradang dan terluka, dan memiliki catatan keamanan yang panjang. Secara keseluruhan, studi yang dilakukan (Silva D., et all. 2021) mendukung manfaat minyak Calendula dalam pengobatan kulit yang terluka dan kondisi atau penyakit di mana berperan dalam patofisiologi, seperti dermatitis kontak iritatif dan alergi, vitiligo, rosacea, melasma, psoriasis, dan toksisitas kulit akibat pengobatan kanker.


Yuk, Bikin Skincare untuk Kulit Sensitif di Nose!


Tertarik ingin membuat skincare dalam mewujudkan kulit sehat? Kamu bisa maklon di PT Nose Herbal Indo dan raih peluang bisnismu di sini!


Bersama dengan tim Prodev yang ahli di bidangnya, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit. Yuk, hubungi kontak kami sekarang dan lakukan konsultasi gratis tentang produk impianmu dengan tim Prodev kami!


Referensi:

Duarte, Ida et al. "Sensitive skin: review of an ascending concept." Anais brasileiros de dermatologia vol. 92,4 (2017): 521-525. doi:10.1590/abd1806-4841.201756111

Berardesca E, Farage M, Maibach H. Kulit sensitif: gambaran umum. Ilmu Kosmetik Int J. 2013; 35 :2-8.

REILLY, D.M., FERDINANDO, D., JOHNSTON, C., SHAW, C., BUCHANAN, K.D. and GREEN, M.R. (1997), The epidermal nerve fibre network: characterization of nerve fibres in human skin by confocal microscopy and assessment of racial variations. British Journal of Dermatology, 137: 163-170.

Aramaki, J., Kawana, S., Effendy, I., Happle, R. and LÖffler, H. (2002), Differences of skin irritation between Japanese and European women. British Journal of Dermatology, 146: 1052-1056.

Robinson, Michael K. "Racial differences in acute and cumulativeskin irritation responses between Caucasian and Asian populations." Contact Dermatitis 42.3 (2000): 134-143.

Farage, M.A., Katsarou, A. and Maibach, H.I. (2006), Sensory, clinical and physiological factors in sensitive skin: a review. Contact Dermatitis, 55: 1-14.

Barata, Ana Rita Rodrigues, And Luis Conde-Salazar Gómez. "¿ Existe la Piel Sensible?." Dermatología Venezolana 50.1 (2012).

Farage MA, Katsarou A, Maibach HI. Kulit sensitif. Faktor sensorik, klinis, dan fisiologis. Dalam: Borel AO, Paye M, Maibach HI, editor. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi ke-4. Boca Raton: CRC Press/Taylor & Francis Group; 2014. hlm. 59-69.

Chairunnisa I, Wijayadi LJ, Dewi Nataprawira SM. Gambaran Kadar Hidrasi Kulit Dan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Kebersihan Di Universitas Tarumanagara. J Bakti Masy Indones. 2020;3(1):29-36.

Piccioni, Antonella, et al. "Improving Skin Aging, Skin Hydration and Sensitive Skin with Four Specific Skin Care Products: Results from a Single-Centre, Observational, Prospective Study." *Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications*, vol. 7, no. 1, 2017.

Hapsah Isfardiyana S, Sita ;, Safitri R. Pentingnya Melindungi Kulit Dari Sinar Ultraviolet Dan Cara Melindungi Kulit Dengan Sunblock Buatan Sendiri. J Inov dan Kewirausahaan. 2014;3(2):126-33.

Van Amerongen, Cynthia C A et al. "Skin exposure to scented products used in daily life and fragrance contact allergy in the European general population - The EDEN Fragrance Study." Contact dermatitis vol. 84,6 (2021): 385-394. doi:10.1111/cod.13807

Misery L. Sensitive skin. Dalam: Misery L, Ständer S, penyunting. Pruritus. Edisi ke-2: Springer International Publishing; 2016.h.127-9.

Sandby-Møller J, Poulsen T, Wulf HC. Epidermal thickness at different body sites: Relationship to age, gender, pigmentation, blood content, skin type and smoking habits. Acta Derm Venereol 2003;83:410-3.

Farage MA. Vulvar susceptibility to contact irritants and allergens: A review. Arch Gynecol Obstet 2005;272:167-72.

Vaidya AB. The status and scope of Indian medicinal plants acting on central nervous system. Indian J Pharmacol. 1997;29:S340-3.

Stafford GI, Pedersen ME, van Staden J, Jäger AK. Review on plants with CNS-effects used in traditional South African medicine against mental diseases. J Ethnopharmacol. 2008;119:513-37

Bown D. Encyclopaedia of Herbs and their Uses. London: Dorling Kindersley; 1995. pp. 361-5.

Singh B, Rastogi RP. A reinvestigation of the triterpenes of Centella asiatica. Phytochem. 1969;8:917-21.

Gohil, Kashmira J et al. "Pharmacological Review on Centella asiatica: A Potential Herbal Cure-all." Indian journal of pharmaceutical sciences vol. 72,5 (2010): 546-56. doi:10.4103/0250-474X.78519

Ratz-Łyko, A et al. "Moisturizing and Antiinflammatory Properties of Cosmetic Formulations Containing Centella asiatica Extract." Indian journal of pharmaceutical sciences vol. 78,1 (2016): 27-33. doi:10.4103/0250-474x.180247

Bissett, D. L., Miyamoto, K., Sun, P., Li, J., & Berge, C. A. (2004). Topical niacinamide reduces yellowing, wrinkling, red blotchiness, and hyperpigmented spots in aging facial skin. International journal of cosmetic science, 26(5), 231-238.

Kurtz, E. S., & Wallo, W. (2007). Colloidal oatmeal: history, chemistry and clinical properties. Journal of drugs in dermatology : JDD, 6(2), 167-170.

Criquet, M., Roure, R., Dayan, L., Nollent, V., & Bertin, C. (2012). Safety and efficacy of personal care products containing colloidal oatmeal. Clinical, cosmetic and investigational dermatology, 5, 183-193.

Hekmatpou, Davood et al. "The Effect of Aloe Vera Clinical Trials on Prevention and Healing of Skin Wound: A Systematic Review." Iranian journal of medical sciences vol. 44,1 (2019): 1-9.

Saleem A, Naureen I, Naeem M, Murad HS, Maqsood S, Tasleem G. Aloe Vera Gel Effect on Skin and Pharmacological Properties. Sch Int J Anat Physiol. 2022;5(1):1-8.

Silva D, Ferreira MS, Sousa-Lobo JM, Cruz MT, Almeida IF. Anti-Inflammatory Activity of Calendula officinalis L. Flower Extract. Cosmetics. 2021; 8(2):31.

Caballero, B., Trugo, L., & Finglas, P. (2003). Encyclopedia of food sciences and nutrition: Volumes 1-10 (No. Ed. 2, pp. 6601-pp).

Ciganović, Petar et al. "Glycerolic Licorice Extracts as Active Cosmeceutical Ingredients: Extraction Optimization, Chemical Characterization, and Biological Activity." Antioxidants (Basel, Switzerland) vol. 8,10 445. 1 Oct. 2019, doi:10.3390/antiox8100445

Share This Article


Related Articles

tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo