Siapa di sini yang punya tipe kulit berminyak? Punya oily skin memang rentan memiliki permasalahan kulit dari mulai jerawat, blackhead, whitehead, hingga beruntusan. Meski keberadaannya sering dianggap masalah, oily skin juga punya kelebihan untuk melindungi kulit dari kerusakan.
Sebelum kita bahas lebih dalam tentang bagaimana merawat oily skin yang baik, kamu harus tahu dulu alasan kenapa kulit menjadi berminyak. Dengan mengetahui alasannya kamu dapat dengan mudah mengatasi masalah ini secara tepat. Yuk, baca artikel sampai bawah ya!
Kondisi dan Ciri-ciri Oily Skin
Oily skin atau kulit berminyak adalah jenis kulit yang ditandai dengan produksi sebum atau minyak alami secara berlebihan oleh kelenjar sebaceous. Kelenjar ini terletak pada dermis kulit yang dapat menimbulkan kulit menjadi mengkilap.
Tidak hanya di wajah, kelenjar sebaceous juga menempati bagian tubuh lainnya yaitu, area belakang telinga, dada bagian atas, dan punggung. Sel-sel yang menyusun kelenjar ini disebut dengan sebosit, yang mana sel ini hancur dan melepaskan sebum melalui sekresi holokrin. Komposisi dari sebum adalah cairan kental yang terdiri dari squalane (baca:Perbedaan Squalene vs Squalane dan Manfaatnya Untuk Kuli) , ester lilin, trigliserida, asam lemak bebas, ester kolesterol, dan sterol bebas (Endly DC, et all., 2017).
Produksi sebum berpengaruh karena hormon androgen, dan rata-rata manusia dewasa bisa menghasilkan sebum sekitar 1 mg/10 cm2 setiap tiga jam. Jika produksi sebum kurang dari 0,5 mg/10 cm2 setiap tiga jam, seseorang bisa mengalami kulit kering (xerosis). Sebaliknya, jika produksi sebum lebih dari 1,5 mg/10 cm2 setiap tiga jam, itu dianggap berlebihan dan menyebabkan kulit berminyak (seborea) (Schaller M, et all., 2012).
Faktor yang Mempengaruhi Kulit Berminyak
Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kulit memiliki tipe berminyak, antara lain sebagai berikut.
1. Jenis Kelamin
Pria biasanya memiliki produksi sebum lebih tinggi karena kadar testosteron yang juga tinggi. Testosteron adalah hormon yang merangsang kelenjar sebaceous untuk menghasilkan lebih banyak sebum, minyak alami kulit. Produksi sebum yang berlebih ini membuat kulit pria cenderung lebih berminyak dibandingkan wanita. (Wm BY, et all., 2013).
2. Wanita selama Ovulasi
Produksi sebum pada wanita juga meningkat selama ovulasi karena kenaikan hormon progesteron. Hormon seperti ini juga merangsang kelenjar sebaceous untuk menghasilkan lebih banyak sebum, meskipun dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan pengaruh testosteron pada pria (Wm BY, et all., 2013).
3. Lingkungan dan Jenis Warna Kulit
Produksi sebum bervariasi berdasarkan lingkungan dan musim. Penelitian menunjukkan bahwa produksi sebum meningkat selama musim semi dan panas serta di daerah dengan iklim lebih lembap. Ini berarti kulit lebih cenderung berminyak dalam kondisi hangat dan lembap. Sebaliknya, dalam cuaca dingin dan kering, produksi sebum cenderung menurun, membuat kulit lebih kering (Sugiyama-Nakagiri Y, et all., 2009).
Tidak hanya itu, banyaknya produksi sebum juga dipengaruhi dari jenis warna kulit. Orang berkulit gelap memiliki kelenjar sebaceous yang lebih besar dan berkontribusi pada peningkatan sekresi sebum. Dalam jurnal Hillebrand et all. (2001), melaporkan bahwa orang Afrika-Amerika menunjukkan produksi sebum yang lebih banyak secara signifikan daripada orang Asia Timur. Itu karena orang Afrika-Amerika memiliki fraksi jumlah pori yang lebih besar, dan jumlah pori-pori mereka meningkat seiring bertambahnya usia pada semua ras (Rawling, 2006). Studi rasial komparatif Kligman dan Shelley (1958), juga mengkonfirmasi pengamatan ini. Orang kulit hitam menunjukkan tingkat sebum yang lebih tinggi tingkat sebum yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih.
4. Usia
Berdasarkan Sakuma dan Maibach (2011), produksi sebum paling tinggi pada rentang usia 15-35 tahun dan menurun terus menerus sepanjang rentang usia dewasa. Selain itu, bertambahnya usia juga mempengaruhi jumlah pori-pori yang semakin meningkat (Rawling, 2006).
5. Asupan Makanan
Menurut jurnal Pochi dkk. (1970), menyelidiki respons kelenjar sebaceous terhadap kekurangan kalori total pada 18 pasien obesitas yang menjalani puasa selama periode dari 4-8 minggu. Pelepasan sebum berkurang rata-rata 40%. Data ini dapat menunjukkan bahwa komposisi dan kuantitas makanan ketika diubah secara signifikan, menghasilkan variasi yang terukur dalam produk kelenjar sebaceous (Michaelsson, 1981).
Apa Kelebihan dan Kekurangan Oily Skin?
Setiap tipe kulit memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk kulit dengan tipe oily skin. Meski sering menjadi penyebab kulit berjerawat, tapi tipe kulit ini juga mempunyai kelebihan yang patut dirawat dengan tepat. Berikut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh orang tipe kulit oily skin.
1. Kelebihan
Kulit berminyak memiliki beberapa kelebihan, seperti tetap lembap dan lembut. Tidak semua kulit berminyak lebih mudah terhidrasi, sehingga terhindar dari dehidrasi parah yang bisa menyebabkan kulit terkelupas. Selain itu, kulit berminyak juga terlihat lebih lembut dibandingkan kulit kering. (Endly DC, et all., 2017)
Kelebihan lainnya adalah memperlambat proses penuaan, karena kulit berminyak biasanya tidak memiliki garis-garis halus yang terlihat jelas pada pori-pori, dan minyak alami mampu menghasilkan kelembapan yang mengurangi munculnya kerutan. Selain itu, lapisan minyak yang dihasilkan kulit berminyak dapat membantu melindungi kulit dari faktor lingkungan ekstrem seperti suhu dingin. (Endly DC, et all., 2017)
2. Kekurangan
- Dapat menyumbat pori-pori
Kekurangan yang paling sering dimiliki oleh kulit berminyak adalah pori-pori yang begitu besar sehingga minyak dapat menyumbatnya. Hal ini dapat berpengaruh pada pembentukan sel kulit mati pada lapisan epidermis. (Andrini N, et all., 2023)
- Mudah berjerawat dan Komedo
Jerawat dan komedo bisa terjadi karena penumpukan sel kulit mati dan bakteri P. acnes yang dapat menginfeksi pori-pori kulit sehingga terjadi sumbatan. Nah, pada wajah yang mudah berminyak cenderung lebih sering berjerawat dibandingkan dengan tipe kulit kering. (Andrini N, et all., 2023)
Hal ini terjadi karena risiko pori-pori yang besar dan cenderung mudah tersumbat oleh minyak berlebih, sehingga pori-pori yang tersumbat ini dapat menjadi penyebab berkembangnya jerawat (Sakuma, 2011).
Gambar. Ilustrasi kulit dengan tipe kulit berminyak
Active Ingredients untuk Mengontrol Minyak
Dalam memilih produk perawatan untuk kulit berminyak, tentunya harus diperhatikan bahan aktif yang terkandung pada produk. Berikut adalah beberapa bahan aktif yang biasa digunakan untuk perawatan kulit khusus oily skin.
1. Niacinamide
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan niacinamide dengan kadar 2% hingga 5% dapat mengurangi minyak di kulit, terutama pada orang Asia dan Kaukasia. Niacin, yang merupakan bagian dari vitamin B3, diketahui bisa mengaktifkan reseptor HCA2 yang mengatur produksi minyak di kulit. Saat niacin berinteraksi dengan reseptor ini, kadar Ca2+ meningkat, yang akhirnya mengurangi produksi minyak (Marques, C., et all., 2024).
Niacin membutuhkan gugus karboksilat untuk mengikat reseptor, sedangkan niacinamide memiliki gugus amida, sehingga tidak langsung mengikat reseptor HCA2. Namun, niacinamide mungkin diubah menjadi niacin dalam tubuh, yang membantu mengurangi minyak secara tidak langsung. Walaupun banyak penelitian mendukung manfaat niacinamide dalam mengurangi minyak di kulit, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana proses ini terjadi (Marques, C., et all., 2024).
2. Retinoid
Retinoid adalah kelompok vitamin A dengan turunan alaminya seperti retinol, retinal, asma retinoat, ester retinil, tretinoin dan beberapa turunan vitamin A sintesis seperti adapalen dan tazaroten. Dikenal dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel kulit, sehingga dapat mempengaruhi fungsi sebosit dengan mengurangi ukuran dan sekresi kelenjar sebasea. Retinoid bisa dibentuk dalam serum, moisturizer, dan toner. (Endly DC, et all., 2017).
3. Azelaic Acid
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa asam azelaic dapat menghambat aktivitas enzim mitokondria dan 5-alfa-reduktase, yang keduanya berperan dalam produksi minyak pada kulit. Dengan menghambat enzim 5-alfa-reduktase, asam azelaic mencegah konversi testosteron menjadi 5-dehidrotestosteron, yang dapat mengurangi produksi minyak di wajah, terutama di area seperti dahi, dagu, dan pipi. Bukti ini menunjukkan bahwa asam azelaic efektif dalam mengontrol produksi minyak, menjadikannya pilihan yang baik untuk mengatasi masalah kulit berminyak (Liu H, et all., 2020).
4. Glycolic Acid
Glycolic acid adalah salah satu jenis chemical peeling yang digunakan untuk memperbaiki dan menghaluskan tekstur kulit wajah. Bahan ini termasuk salah satu Alpha Hydroxy Acid (AHA) yang dapat mengangkat sel-sel kulit yang sudah tua, mati, dan rusak akibat sinar matahari, serta membuat kulit menjadi lebih sehat dan lembut. Hal ini untuk mengevaluasi efek perbaikan kulit salah satunya produksi sebum (minyak). Kandungan sebum pada zona T dan U pada kelompok kulit berminyak mengalami penurunan yang signifikan (Kong dan Hwang, 2010).
5. Clay
Berbagai penelitian mendukung penggunaan mineral tanah liat seperti kaolin dan bentonit untuk mengelola kulit berminyak. Kaolin dan bentonit memiliki kemampuan menyerap minyak karena memiliki permukaan yang luas dan sifat-sifat tertentu yang memungkinkan mereka menyerap minyak dengan baik. Clay ini juga mengandung selulobeads, yaitu partikel kecil yang bisa menyerap kelembapan dan membantu menjaga keseimbangan hidrasi kulit. Karena ukurannya kecil, selulobeads dapat menyebar merata di kulit, menyerap minyak ekstra, dan meningkatkan kinerja masker secara keseluruhan. (Zhang X, et all., 2023).
Wah, cukup lengkap ya pembahasan kali ini, bahan-bahan di atas bisa kamu jadikan referensi buat kamu yang memiliki kulit berminyak.
Buat Produk Skincare Sendiri Bersama PT Nose Herbal Indo
Tertarik ingin membuat skincare dalam mewujudkan kulit sehat? Kamu bisa maklon di PT Nose Herbal Indo dan raih peluang bisnismu di sini!
Bersama dengan tim Prodev yang ahli di bidangnya, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit. Yuk, hubungi kontak kami sekarang dan lakukan konsultasi gratis tentang produk impianmu dengan tim Prodev kami!
Referensi
2. Endly DC, Miller RA. Oily Skin: A review of Treatment Options. J Clin Aesthet Dermatol. 2017 Aug;10(8):49-55. Epub 2017 Aug 1. PMID: 28979664; PMCID: PMC5605215.
3. Schaller M, Plewig G. Struktur dan fungsi kelenjar ekrin, apokrin, dan sebasea. Dalam: Bolognia JL, Jorizza JL, Schaffer JV, editor. Dermatologi. Edisi ke-3. Elsevier; 2012. 539 hlm. 544 hlm.
4. Wm BY, Choi JW, Park KC, Youn SW. Sebum, jerawat, elastisitas kulit, dan perbedaan gender - manakah faktor yang paling memengaruhi pori-pori wajah? SkinRes Technol. 2013; 19 :E45-53.
5. Marques C, Hadjab F, Porcello A, Lourenco K, Scaletta C, Abdel-Sayed P, Hirt-Burri N, Applegate LA, Laurent A. Mechanistic Insights into the Multiple Functions of Niacinamide: Therapeutic Implications and Cosmeceutical Applications in Functional Skincare Products. Antioxidants (Basel). 2024 Mar 30;13(4):425. doi: 10.3390/antiox13040425. PMID: 38671873; PMCID: PMC11047333.
6. Zhang X, Zhang Z, Tao H, He X, Hsu K, Wang W, Fang X, Steel A. Comprehensive assessment of the efficacy and safety of a clay mask in oily and acne skin. Skin Res Technol. 2023 Nov; 29(11):e13513. doi: 10.1111/srt.13513. PMID: 38009030; PMCID: PMC10626287.
7. Liu H, Yu H, Xia J, Liu L, Liu GJ, Sang H, Peinemann F. Topical azelaic acid, salicylic acid, nicotinamide, sulphur, zinc and fruit acid (alpha-hydroxy acid) for acne. Cochrane Database Syst Rev. 2020 May 1;5(5):CD011368. doi: 10.1002/14651858.CD011368.pub2. PMID: 32356369; PMCID: PMC7193765.
8. Sakuma TH, Maibach HI. Oily skin: an overview. Skin Pharmacol Physiol. 2012;25(5):227-35. doi: 10.1159/000338978. Epub 2012 Jun 20. PMID: 22722766.
9. Jacobsen E, Billings JK, Frantz RA, Kinney CK, Stewart ME, Downing DT: Age-related changes in sebaceous wax ester secretion rates in men and women. J Invest Dermatol 1985;85:483-485.
10. Pochi PE, Downing DT, Strauss JS: Sebaceous gland response in man to prolonged total caloric deprivation. J Invest Dermatol 1970;55:303-309.
11. Michaellsson G: Diet and acne. Nutr Rev 1981;39:104-106.
12. Hillebrand GG, Miyamoto K, Schnell B, Ichihashi M, Shinkura R, Akiba S: Quantitative evaluation of skin condition in an epidemiological survey of females living in northern versus southern Japan. J Dermatol Sci 2001;27(suppl 1):S42-S52.
13. Rawlings AV: Ethnic skin types: are there differences in skin structure and function? Int J Cosmet Sci 2006;28:79-93.
14. Kligman AM, Shelley WB: An investigation of the biology of the human sebaceous gland. J Invest Dermatol 1958;30:99-125.
15. Kong, H.K., Hwang, I.I. Evaluation of skin moisture, sebum, and skin elasticity in dry and oily skin types after glycolic acid peel. Asian J Beauty Cosmetol. 2010; 8(3): 1-10.