Kulit wajah sering menjadi fokus utama dalam perawatan, karena siapa yang tidak ingin tampil menarik? Selain menunjang penampilan, kulit wajah juga melindungi organ penting seperti mata, hidung, mulut, dan otot wajah. Umumnya, kulit wajah bersifat normal, namun ada banyak faktor yang bisa membuat jenis kulit berubah menjadi berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif.
Setiap orang memiliki tipe kulit yang beragam, dan kulit kombinasi adalah salah satu yang paling menarik untuk dibahas. Karakter kulit kombinasi bisa memiliki dua fase yang berbeda dalam satu wajah, hal ini yang menjadikannya tantangan tersendiri dalam memilih produk skincare. Namun, sebelum kamu mengetahui cara merawatnya, perlu diketahui apa yang terjadi pada kulit yang kombinasi serta bahan aktif apa saja untuk merawat permasalahan yang dimiliki tipe kulit ini. Buat kamu yang punya kulit kombinasi, yuk simak pembahasan berikut!
Apa yang Dimaksud dengan Kulit Kombinasi?
Wajah dilapisi oleh lapisan lipid yang berasal dari sebum dan lipid epidermal. Dari keduanya, sebum yang disekresikan oleh kelenjar sebaceous adalah komponen utama dari lapisan lipid ini. Sekresi sebum bervariasi pada setiap individu tergantung pada usia, jenis kelamin, faktor keturunan, dan variasi topografi kulit (Youn SW et al, 2005).
Secara umum, tipe kulit wajah diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan penilaian subjektif individu, yaitu: kulit wajah berminyak, normal, atau kering. Selain itu, ada satu tipe kulit wajah tambahan, yaitu tipe kulit kombinasi, yang berarti individu tersebut memiliki perbedaan tipe kulit di berbagai area wajah. Tipe kulit kombinasi adalah yang paling umum ditemui, namun belum ada produk kosmetik yang benar-benar optimal untuk memberikan kelembapan yang tepat pada area kering sekaligus mengurangi sebum pada area berminyak pada tipe kulit ini. Oleh karena itu, mereka yang memiliki kulit kombinasi sering kesulitan memilih kosmetik yang tepat (Youn SW et al, 2005).
Kulit kombinasi adalah perpaduan antara kulit berminyak dan kering. Jenis kulit ini hanya berminyak di bagian T-zone (dahi, hidung, dan dagu). Tipe kulit kombinasi dipengaruhi oleh perkembangan masa pubertas dan hormon. Oleh karena itu, perawatan kulit kombinasi harus bisa mengurangi kadar minyak di bagian T-zone namun tetap melembapkan area pipi (Pebrianto R et al, 2020).
Perbedaan antara kulit kombinasi dan kulit normal terletak pada karakteristiknya. Kulit kombinasi cenderung kering di beberapa area, sementara bagian lainnya berminyak (Andrini N 2023).
Pada tahun 2005, Youn et al. mengamati variasi regional dan musiman dalam sekresi sebum yang menyebabkan perubahan jenis kulit dari kering menjadi berminyak, yang mereka sebut sebagai "jenis kulit kombinasi" (Leslie Baumann M et al, 2005). Kulit kombinasi dapat diklasifikasikan sebagai O (kulit berminyak) atau D (kulit kering). Ada dua tipe pada kulit kombinasi, kulit menjadi kering selama musim dingin, namun menjadi berminyak selama musim panas (Oliveira et al, 2022).
Kondisi yang Dialami Kulit Kombinasi
Kulit kombinasi juga memiliki kekurangan yang membuat berbagai permasalahan kulit yang datang berdasarkan faktor musim, dan latar tempat tinggal. Berikut adalah permasalahan kulit yang sering dijumpai oleh individu yang memiliki kulit kombinasi.
1. Memiliki pori yang besar
Kulit dengan tipe kulit kombinasi ini terdapat area wajah yang berminyak, yakni pada area T-zone. Pada area yang berminyak ini, pori-pori cenderung lebih besar dibandingkan area U-zone yang cenderung kering (Ramdan et al, 2022). Pori-pori yang besar pada kulit ini akan menyebabkan beberapa permasalahan pada kulit apabila tidak dilakukan perawatan dengan benar. Salah satu permasalahan tersebut adalah terjadi penumpukkan minyak yang menyebabkan berkembangnya bakteri penyebab jerawat.
2. Berkomedo
Komedo dibentuk oleh bakteri P. acnes menghasilkan enzim lipase yang mengubah trigliserida sebum menjadi gliserol dan asam lemak. Bakteri ini, yang sekarang dikenal sebagai Cutibacterium acnes, tumbuh di folikel sebaceous karena tempat tersebut memproduksi sebum dalam jumlah besar, menciptakan lingkungan yang cocok bagi bakteri (Mayslich et al, 2021).
Komedo memiliki 2 tipe utama, yaitu komedo yang tertutup disebut sebagai komedo putih, sedangkan komedo yang terbuka adalah jenis komedo hitam (Ramli et al, 2012).
- Komedo Hitam
Jenis komedo ini adalah lesi jerawat non-inflamasi yang berkembang pada kulit karena kelebihan minyak dan sel kulit mati yang menghalangi batang rambut. Komedo hitam disebut sebagai komedo terbuka karena permukaan kulit tetap terbuka dan terlihat gelap, seperti hitam atau coklat. Biasanya, tipe jerawat ringan ini yang biasanya muncul di wajah, lengan, dada, leher, punggung, dan bahu (Vasam M et al, 2023).
- Komedo Putih
Komedo putih adalah benjolan kecil dan lesi jerawat non-inflamasi yang berkembang pada kulit ketika minyak, bakteri, dan sel-sel kulit menghalangi pembukaan pori-pori folikel rambut. Komedo putih disebut sebagai komedo tertutup karena benjolan tersebut tertutup dan berwarna putih. Komedo putih dapat berkembang di mana saja pada bagian tubuh, tetapi paling sering terjadi di zona-T, yang meliputi hidung, dagu, dan dahi (Vasam M et al, 2023).
3. Berminyak di Area T-Zone
Wajah umumnya dibagi menjadi dua zona berdasarkan sekresi sebum: T-zone (dengan sekresi sebum tinggi) dan U-zone (dengan sekresi sebum rendah). Meskipun begitu, batas yang jelas antara kedua zona ini belum didefinisikan. Dahi tengah dan hidung dikenal sebagai area dengan sekresi sebum tinggi, sedangkan dagu dan area sekitar mulut kadang dianggap sebagai bagian dari T-zone, meskipun sebagian dagu dan sisi wajah lebih mirip U-zone (Youn SW et al, 2005).
Dalam penelitian ini, dagu menunjukkan sekresi sebum lebih rendah dibandingkan dahi dan hidung, tapi lebih tinggi dari pipi. Oleh karena itu, diputuskan bahwa dagu merupakan bagian dari T-Zone. Perbedaan sekresi sebum di berbagai area ini sering terjadi dan bisa membuat orang bingung saat menilai jenis kulit mereka. Kebanyakan orang yang menganggap diri mereka memiliki kulit kombinasi menilai jenis kulit ini berdasarkan perbedaan antara T-zone dan U-zone (Youn SW et al, 2005).
Di musim panas, Mean Facial Secretion Excretion (MFSE) yang merupakan rata-rata total sekresi wajah di zona T dan U meningkat secara signifikan. Jenis kulit di musim panas menunjukkan peningkatan pada kulit kombinasi dan penurunan pada kulit kering. Hal ini terjadi karena tingkat sekresi sebum di zona T lebih tinggi dibandingkan dengan zona U sehingga orang dengan jenis kulit kering (zona T dan U kering) lebih mudah berubah menjadi jenis kulit kombinasi (zona T normal dan zona U kering). Peningkatan sekresi sebum di zona U pada musim panas juga signifikan dibandingkan dengan musim lainnya (Youn SW et al, 2005).
4. Berjerawat
Acne Vulgaris (AV) atau jerawat adalah salah satu penyakit kulit yang merupakan peradangan kronis pada kelenjar pilosebasea, yaitu tempat di mana kelenjar minyak dan rambut bertemu (Leslie Baumann M et al, 2005). AV biasanya disebabkan oleh produksi minyak berlebih di wajah, yang kemudian menyebabkan munculnya komedo dan jerawat meradang (Agatha PC et al, 2021).
Reseptor PPARs ( α, β/δ, dan γ) mungkin berperan dalam jerawat dan produksi minyak yang berlebihan. Reseptor ini ditemukan pada sel-sel yang menghasilkan minyak, dengan jenis γ; yang paling penting. Asam lemak bebas dan hormon androgen mengaktifkan reseptor ini, yang kemudian mempengaruhi sel-sel penghasil minyak dan memicu peradangan. Pada orang dengan produksi minyak berlebih, reseptor ini lebih aktif, yang dapat menyebabkan jerawat berkembang (Leslie Baumann M et al, 2005). Pada kulit kombinasi, jerawat dapat muncul karena penumpukan minyak di pori-pori pada area wajah yang berminyak (Ramdan et al, 2022).
Kandungan Aktif untuk Merawat Permasalahan yang Dialami Kulit Kombinasi
Dari berbagai masalah kulit yang dialami oleh individu yang memiliki kulit kombinasi, terdapat berbagai bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dua tipe kulit yang ada pada area wajah, berbeda dari seseorang yang memiliki tipe kulit kombinasi. Kulit kombinasi mengharuskan untuk menggunakan produk yang sesuai dengan area wajahnya. Produk oily skin untuk area yang berminyak (pada umumnya di T-zone), dan produk moisturizer pada area wajah yang kering (pada umumnya di U-zone) (Ramdan et al, 2022). Berikut adalah beberapa kandungan yang cenderung memiliki sifat untuk mengobati masalah kulit kombinasi.
1. Hyaluronic Acid
Hyaluronic Acid (HA) adalah polisakarida yang terdiri dari N-asetilglukosamin dan asam D-glukuronat. Komponen ini memainkan peran penting dalam jaringan ikat, epitel, dan saraf, serta menjadi elemen utama matriks ekstraseluler. HA pertama kali ditemukan dalam cairan mata pada tahun 1934 dan berhasil disintesis di laboratorium pada tahun 1964. Dengan rentang berat molekul yang luas, HA menunjukkan sifat fisik dan kimia yang bervariasi tergantung pada berat molekulnya (Juncan, Anca Maria et al. 2021).
Dalam dunia kosmetik, HA dikenal sebagai bahan yang sangat efisien dan aman, sering digunakan karena kemampuan menyerap air, elastisitas, dan kecocokan dengan kulit. HA memiliki kemampuan luar biasa untuk mengikat air hingga 1000 kali volumenya, yang menjadikannya penting untuk pertumbuhan sel, adhesi, dan fungsi reseptor membran. HA berfungsi memperkuat struktur dan membentuk matriks cair yang elastis, melindungi serat kolagen dan elastin, serta membantu kulit mempertahankan kelembapan, kekencangan, dan tampilan bercahaya. Namun, berat molekul HA yang besar seringkali menghalangi penetrasinya ke dalam lapisan kulit terluar (SC), meskipun tetap efektif untuk regenerasi dan hidrasi kulit saat digunakan secara topikal (Juncan, Anca Maria et al, 2021). Kemampuan HA dalam melembapkan kulit ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada area wajah yang kering sehingga kelembapannya dapat terjaga.
2. Niacinamide
Dikenal juga sebagai vitamin B3 atau asam nikotinat, niacin sudah lama diketahui penting untuk fungsi sehat kulit dan sistem saraf. Niacinamide (juga disebut nikotinamida) adalah bentuk amida dari niacin. Istilah asam nikotinat dan nikotinamida jarang digunakan karena terdengar mirip, meskipun tidak ada hubungannya dengan nikotin. Baik niacin maupun niacinamide tidak disintesis dalam tubuh manusia, jadi harus diperoleh melalui makanan, aplikasi topikal, atau suplemen oral (Leslie Baumann M et al, 2005).
Niacinamide telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan imunomodulator. Selain itu, niacinamide juga diketahui dapat menghambat transfer melanosom ke keratinosit epidermis. Uji klinis telah menunjukkan kemampuannya untuk menghambat transfer melanosom hingga 68% dalam model in vitro dan memperbaiki pigmentasi wajah yang tidak diinginkan. Efek signifikan pada hiperpigmentasi telah dibuktikan oleh formulasi niacinamide 5% yang digunakan dua kali sehari selama 8 minggu dan kombinasi niacinamide 3,5% dengan retinyl palmitate. Efek pada pigmentasi ini terbukti dapat dibalik. Seperti ekstrak licorice, niacinamide juga merupakan bahan anti-inflamasi yang efektif (Leslie et al, 2005).
3. Retinoid
Retinoid adalah sekelompok senyawa turunan vitamin A yang mencakup beta-karoten, karotenoid lainnya, retinol, tretinoin, tazarotene, dan adapalene. Selama bertahun-tahun, retinoid telah digunakan baik secara topikal maupun sistemik untuk mengobati penyakit kulit, terutama jerawat. Dalam dua dekade terakhir, manfaat retinoid untuk pengobatan dan pencegahan penuaan kulit akibat sinar matahari juga telah dieksplorasi. Penelitian ini telah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab penuaan kulit. Penelitian terkait juga baru-baru ini menunjukkan bahwa dosis sinar ultraviolet (UV) yang terlalu rendah untuk menyebabkan kemerahan pada kulit tetap dapat mengaktifkan proses enzimatik yang memicu penuaan kulit akibat sinar matahari (Leslie Baumann M et al, 2005).
Asam retinoat adalah molekul yang larut dalam lemak dan dikenal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel, termasuk keseimbangan dan kematian sel. Retinoid bekerja dengan mengatur gen di tingkat molekuler, baik dengan mengaktifkan atau menghambat gen tertentu yang mengontrol diferensiasi dan pertumbuhan sel. Molekul asam retinoat memiliki tiga bagian penting: satu bagian asam, satu bagian yang larut dalam lemak, dan bagian penghubung yang menentukan bentuknya (Leslie Baumann M et al, 2005).
Retinoid sintetis juga memerlukan bagian asam dan lemak untuk dapat berfungsi dengan baik. Generasi baru retinoid telah dikembangkan dengan menambahkan cincin aromatik untuk menggantikan ikatan rangkap yang rentan dalam asam retinoat, membuat retinoid generasi ketiga lebih tahan terhadap cahaya dan menyebabkan iritasi yang lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya (Leslie Baumann M et al, 2005).
4. AHA dan BHA
AHA, yang meliputi glycolic acid, lactic, atau citric acid, merupakan agen yang efektif dalam peremajaan kulit. Sedangkan BHA, biasanya dalam bentuk salicylic acid, dikenal karena kemampuannya menembus kulit berminyak dan membuka pori-pori yang tersumbat, menjadikannya perawatan yang efektif untuk jerawat (Tören et al, 2023). Perawatan dengan kandungan AHA dan BHA ini sangat cocok dipilih bagi yang memiliki tipe kulit kombinasi karena dapat membantu dalam peremajaan kulit sehingga tidak terjadi penumpukan sel kulit mati pada area wajah yang cenderung kering, sekaligus dapat membuka pori-pori yang tersumbat pada area wajah yang cenderung berminyak (Ramdan et al, 2022).
Punya Mimpi Bisnis Skincare yang Cocok Semua Jenis Kulit? Kami Bisa Wujudkan Mimpimu!
Perawatan kulit kombinasi memang tidak bisa dianggap remeh. Kamu bisa memulainya dengan pemilihan bahan aktif yang sesuai dengan permasalahan kulit yang sedang kamu alami. Dengan memilih bahan aktif yang sesuai, kamu bisa menentukan produk apa yang mengandung bahan aktif tersebut.
Nah, buat kamu yang tertarik bisnis skincare yang aman dan berkualitas, kamu bisa maklon di PT Nose Herbal Indo dan raih peluang bisnismu di sini! Bersama dengan tim Prodev yang ahli dibidangnya, kamu bisa menciptakan produk skincare yang unik dan kaya manfaat bagi perawatan kulit. Yuk, hubungi kontak kami sekarang dan lakukan konsultasi gratis tentang produk impianmu dengan tim Prodev kami!
Referensi
Andrini N. Karakteristik Dan Perawatan Kulit Untuk Orang Asia. J Pandu Husada [Internet]. 2023;4(3):14–23. Available from: https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JPH ;
Pebrianto R, Nugraha SN, Gata W. Perancangan Sistem Pakar Penentuan Jenis Kulit Wajah Menggunakan Metode Certainty Factor. IJCIT (Indonesian J Comput Inf Technol. 2020;5(1):83 ;93.
Mayslich, C., Grange, P. A., & Dupin, N. (2021). Cutibacterium acnes as an opportunistic pathogen: an update of its virulence-associated factors. Microorganisms, 9(2), 303.
Ramli, R., Malik, A. S., Hani, A. F. M., Jamil, A. (2012). Acne analysis, grading and computational assessment methods: an overview. Skin research and technology, 18(1), 1-14.
Vasam M, Korutla S, Bohara RA. Acne vulgaris: A review of the pathophysiology, treatment, and recent nanotechnology based advances. Biochem Biophys Reports [Internet]. 2023;36(November):101578.
Youn SW, Na JI, Choi SY, Huh CH, Park KC. Regional and seasonal variations in facial sebum secretions: A proposal for the definition of combination skin type. Ski Res Technol. 2005;11(3):189 ;95.
Agatha PC, Wijayadi LJ, Sugiharto S. Gambaran kadar sebum kulit wajah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara penderita akne vulgaris. Tarumanagara Med J. 2021;3(1):368 ;74.
Leslie Baumann M. Cosmetic Dermatology Principles and Practice. Cosmetic Dermatology. 2005. 1 ;381 p.
Juncan, Anca Maria et al. "Advantages of Hyaluronic Acid and Its Combination with Other Bioactive Ingredients in Cosmeceuticals." Molecules (Basel, Switzerland) vol. 26,15 4429. 22 Jul. 2021, doi:10.3390/molecules26154429.
Steiling, H., Longet, K., Moodycliffe, A., Mansourian, R., Bertschy, E., Smola, H., ; Williamson, G. (2007). Sodium-dependent vitamin C transporter isoforms in skin: Distribution, kinetics, and effect of UVB-induced oxidative stress. Free Radical Biology and Medicine, 43(5), 752-762.
Oliveira, R., Ferreira, J., Azevedo, L.F., Almeida, I.F. An Overview of Methods to Characterize Skin Type: Focus on Visual Rating Scales and Self-Report Instruments. Cosmetics 2023, 10, 14.
Tören, Elçin & Buzgo, Matej. (2023). Exploring the Efficacy of AHA-BHA Infused Nanofiber Skin Masks as a Topical Treatment for Acne Vulgaris. 10.20944/preprints202311.0115.v1.