4 Brightening Agent Alami Terbaik Untuk Kulit Orang Indonesia

Noséklopedia / 20 September 2024

by Renanda Namira

Indonesia dengan iklim tropisnya sering kali membuat kulit rentan terhadap berbagai masalah, salah satunya adalah hiperpigmentasi atau noda hitam akibat sinar matahari yang berlebih. Kondisi ini menjadi tantangan bagi banyak orang, terutama yang sering beraktivitas di luar ruangan. Salah satu cara efektif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan brightening agent, yang berfungsi mencerahkan dan meratakan warna kulit secara aman.


Brightening agent sendiri sudah digunakan sejak zaman dahulu, baik dari bahan alami seperti ekstrak tumbuhan maupun bahan aktif yang diformulasikan secara modern di laboratorium. Produk ini bekerja dengan menekan produksi melanin, pigmen yang menyebabkan kulit menjadi lebih gelap. Dalam pembahasan kali ini, Noséklopedia akan mengulas 4 brightening agent alami, serta bagaimana penggunaannya dapat membantu merawat kulit yang terpapar sinar matahari di iklim tropis seperti Indonesia. Yuk, langsung simak pembahasannya!


1. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)


Temulawak, yang juga dikenal sebagai Java turmeric adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi dan kesehatan tinggi. Pada tahun 2019, tercatat temulawak dibudidayakan secara luas di Indonesia, dengan total luas panen lebih dari 13 juta meter persegi dan menghasilkan 29 juta kilogram (Rahmat E et al., 2021). Data ini menunjukkan bahwa temulawak merupakan salah satu komoditas penting dalam sektor pertanian dan kesehatan di kawasan Asia Tenggara.


Manfaat Temulawak untuk Perawatan Kulit

Selain digunakan dalam pengobatan tradisional, temulawak juga memiliki potensi besar dalam perawatan kulit. Studi yang dilakukan oleh Batubara et al., menemukan bahwa ekstrak metanol kelopak bunga temulawak mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, sementara ekstrak etil asetatnya efektif dalam menghambat aktivitas tirosinase dan lipase. Dua senyawa utama, yaitu α-curcumene dan xanthorrhizol berperan penting dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan enzim lipase. Hasil penelitian Batubara et al., menunjukkan bahwa temulawak memiliki potensi sebagai bahan alami yang dapat digunakan dalam produk perawatan kulit anti-jerawat dan pencerah alami (Rahmat E et al., 2021).


Relevansi Kandungan Perawatan Kulit Alami

Dengan meningkatnya minat terhadap perawatan kulit alami, temulawak menjadi salah satu fokus utama penelitian karena kemampuannya dalam meningkatkan kesehatan kulit dan kepercayaan diri. Potensi pencerah diuji melalui penghambatan enzim tirosinase yang bertanggung jawab dalam produksi melanin. Kedua efek ini menjadikan temulawak sebagai bahan yang menarik dalam formulasi produk perawatan kulit alami (Batubara, I, 2015).


Penghambatan Tirosinase untuk Pemutihan Kulit

Potensi pemutihan kulit erat kaitannya dengan kemampuan temulawak dalam menghambat enzim tirosinase. Enzim ini berperan dalam konversi L-tirosin menjadi DOPA, yang kemudian berubah menjadi DOPA kinon, senyawa yang mempengaruhi produksi melanin. Dengan menghambat tirosinase, proses pembentukan melanin dapat dikurangi, sehingga warna kulit menjadi lebih cerah (Batubara, I, 2015).


Efektivitas Ekstrak Temulawak

Studi lain menunjukkan bahwa ekstrak kasar dan minyak atsiri dari temulawak diuji untuk menghambat aktivitas tirosinase. Ekstrak etil asetat terbukti paling efektif karena memiliki nilai IC50 (Inhibitory Concentration 50) terendah, yang menunjukkan potensi besar dalam mengurangi produksi melanin. Namun, kelopak bunga temulawak ternyata tidak seefektif rimpangnya dalam hal efek pemutihan kulit, menegaskan bahwa bagian rimpang temulawak memiliki potensi lebih besar dalam kosmetik perawatan kulit (Batubara, I, 2015).


2. Bengkoang (Pachyrhizus erosusl)


Di Indonesia, penggunaan bengkoang sebagai bahan kosmetik alami sudah berlangsung selama berabad-abad, terutama karena manfaatnya dalam merawat kulit. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa mengalami paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi setiap harinya. Hal ini menyebabkan tingginya permintaan akan produk kosmetik yang mengandung bahan alami dengan efek pemutih dan perlindungan UV, seperti ekstrak bengkoang (Lukitaningsih, E., & Holzgrabe, U 2019).


Kandungan dan Manfaat Bengkoang

Umbi bengkoang mengandung inulin serta berbagai fitokimia seperti vitamin C, flavonoid, polifenol, dan saponin. Polifenol, salah satu komponen utama, memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas, yang jika tidak dikendalikan dapat merusak sel dan jaringan kulit. Hal ini menjadikan bengkoang sebagai bahan yang ideal dalam perawatan kulit alami, terutama untuk melawan efek buruk lingkungan dan menjaga kesehatan kulit (Angelica, E et al., 2022).


Senyawa Aktif dalam Bengkoang untuk Perawatan Kulit

Penelitian oleh Lukitaningsih et al., berhasil mengisolasi senyawa fenolik dan flavonoid dari ekstrak akar bengkoang, seperti daidzein dan turunannya. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Penggunaannya dapat membantu mencegah kerusakan dan penuaan kulit akibat radikal bebas, mengurangi iritasi dan kemerahan, mempercepat penyembuhan luka, serta meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan (Laovachirasuwan, P. et al., 2023). Hal ini menjadikan bengkoang sebagai bahan yang relevan dalam formulasi kosmetik modern, khususnya dalam produk perawatan kulit yang bertujuan melindungi dan memperbaiki kulit.


3. Daun Sirih (Piper betle)


Daun sirih, tanaman ini telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional sebagai bahan alami yang efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, menjadikannya salah satu tanaman obat potensial (Chakraborty & Shah, 2011). Selain manfaat kesehatannya, daun sirih juga memiliki khasiat sebagai bahan antiseptik dan potensial untuk digunakan dalam produk kecantikan, terutama sebagai agen pencerah kulit.


Manfaat Daun Sirih untuk Perawatan Kulit

Daun Piper betle L. dilaporkan memiliki berbagai manfaat terapeutik, termasuk kemampuannya dalam mencerahkan kulit. Manfaat ini diyakini berasal dari senyawa hydroxychavicol (1-allyl-3,4-dihydroxybenzene) yang terkandung dalam daun sirih. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini bekerja sebagai anti-tirosinase, yang berarti mampu menghambat enzim tirosinase dalam proses sintesis melanin. Melanin sendiri adalah pigmen yang menentukan warna kulit, dan dengan mengurangi produksinya, kulit menjadi lebih cerah dan merata (Omar et al., 2021). Proses ini menjadikan daun sirih sebagai bahan alami yang menarik untuk produk perawatan kulit dengan efek pencerah yang aman dan efektif. Jalur ini digambarkan pada Gambar 1.



Gambar 1. Aktivitas hydroxychavicol sebagai anti-tirosinase dalam jalur melanogenesis (Omar et al. 2021)


Dengan sejarah panjang dalam pengobatan tradisional dan bukti ilmiah yang mendukung manfaatnya, daun sirih semakin relevan sebagai bahan utama dalam formulasi kosmetik modern.


4. Kunyit (Curcuma longa)


Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang terkenal di seluruh dunia, terutama karena kandungan senyawa alami bernama curcumin. Senyawa inilah yang memberikan warna kuning cerah pada kunyit, sekaligus membawa berbagai manfaat kesehatan. Curcumin dikenal karena sifatnya yang anti-inflamasi, antioksidan, dan antikanker, menjadikannya salah satu bahan alami paling berharga dalam dunia kesehatan dan kecantikan (Arora, R, et al., 2019).


Manfaat Kunyit untuk Perlindungan Kulit

Dalam sebuah studi oleh para ilmuwan dari Unilever dan Newcastle University di Inggris, ditemukan bahwa curcumin memberikan perlindungan sebesar 8% terhadap sinar UVA dan 16% terhadap stres oksidatif pada kulit. Ini menunjukkan bahwa kunyit dapat menjadi bahan alami yang kuat untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Penggunaan bubuk kunyit yang dicampur dengan bahan alami seperti susu tidak hanya efektif dalam mempercantik kulit, tetapi juga memberikan kilau sehat dan membantu mengencangkan kulit serta mencegah kerutan. Minyak daun kunyit dan ekstraknya juga terbukti berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari sehingga memperkuat posisinya sebagai bahan alami dalam perawatan kulit (Arora, R, et al, 2019).


Kunyit sebagai Antioksidan Alami

Kandungan antioksidan dalam kunyit membuatnya bermanfaat untuk menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit. Karena kemampuannya dalam mengatasi oksidasi, kunyit banyak digunakan dalam berbagai produk kosmetik yang dirancang untuk melindungi kulit dari kerusakan lingkungan dan membantu mencerahkan kulit secara alami (Mphahlele, M. P., 2019).


Kurkuminoid dan Manfaatnya untuk Kulit

Kurkuminoid, senyawa aktif dalam kunyit, memiliki kekuatan antioksidan yang luar biasa, terutama karena adanya gugus fenol dalam struktur kimianya (Amalraj, 2016). Saat kurkumin mengalami proses hidrogenasi, terbentuk senyawa tetrahydrocurcumin yang tidak berwarna, tetapi memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang sangat kuat. Bahkan, senyawa ini dikatakan lebih efektif dibandingkan vitamin E dalam mengatasi radikal bebas dan mencegah kerusakan lemak pada kulit (Prakash dan Majeed, 2009). Studi juga menunjukkan bahwa tetrahydrocurcumin dapat digunakan sebagai agen pencerah kulit yang aman, tanpa menyebabkan iritasi atau alergi, menjadikannya pilihan ideal untuk perawatan kulit (Pari & Amali, 2005).


Buat Skincare Menggunakan Brightening Agent Alami, di Nose Aja!


Bahan alami yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti buah-buahan dan rempah-rempah, memiliki manfaat luar biasa untuk kulit. Tak heran, banyak brand skincare mulai berinovasi dengan menjadikan bahan alami sebagai kandungan utama produk perawatan kulit, menghadirkan solusi yang aman dan efektif.


Nah, kamu juga bisa ikut berinovasi dan menciptakan brand skincare sendiri dengan bahan alami berkualitas tinggi lho! Bersama PT Nose Herbal Indo, siap membantu mewujudkan produk impianmu dengan formula alami terbaik, proses produksi terjamin, dan didukung oleh tim Product Development yang siap memberikan konsultasi secara mendalam. Hubungi kontak kami sekarang untuk konsultasi dan mulai perjalanan brand skincare-mu!


Referensi

1. Rahmat, E., Lee, J., & Kang, Y. (2021). Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.): Ethnobotany, phytochemistry, biotechnology, and pharmacological activities. Evidence‐Based Complementary and Alternative Medicine, 2021(1), 9960813.

2. Batubara, I., Julita, I., Darusman, L. K., Muddathir, A. M., & Mitsunaga, T. (2015). Flower bracts of temulawak (Curcuma xanthorrhiza) for skin care: anti-acne and whitening agents. Procedia chemistry, 14, 216-224.

3. Lukitaningsih, E., & Holzgrabe, U. (2019). A New Compound (8, 9)-Furanyl-Pterocarpan-3-Ol Used for Standardization of Bengkuang (Pachyrhizus erosusl) Extract as Sunscreen and Skin Whitening Agent. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 10(2), 60-70.

4. Angelica, E. O., Herawati, E., Puspitasari, M., & Yuniarsih, N. (2022). Formulation and Evaluation of Face Mist Preparations from Plant Extracts: A Literature Review. Archives of The Medicine and Case Reports, 3(3), 280-284.

5. Laovachirasuwan, P., & Phadungkit, M. (2023). Total Phenolic and Flavonoid Contents, Anti-tyrosinase and Antioxidant Activities of Pachyrhizus erosusl Extracts. Pharmacognosy Journal, 15(5).

6. Chakraborty, D., & Shah, B. (2011). Antimicrobial, antioxidative and antihemolytic activity of Piper betle leaf extracts. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 3(3), 192-199.

7. Omar, S.S.S.; Hadi, H.; Mohd Hanif, N.; Ahmad, H.M.A.; Ng, S.-F. Lightening Effect of Skin Lightening Cream Containing Piper betle L. Extract in Human Volunteers. Cosmetics 2021, 8, 32.

8. Arora, R., Aggarwal, G., Dhingra, G. A., & Nagpal, M. (2019). Herbal active ingredients used in skin cosmetics. Asian J. Pharm. Clin. Res, 12(9), 7-15.

9. Mphahlele, M. P. (2019). Sustained Delivery System of Curcuminoids Rich Plant Curcuma longa, L for Topical Application. University of Johannesburg (South Africa).

10. AMALRAJ, A., PIUS, A., GOPI, S. & GOPI, S. 2016. Biological activities of curcuminoids, other biomolecules from turmeric and their derivativesA review. Journal of traditional and complementary medicine, 7, 205-233.

11. Pari, L. & Amali, D. R. 2005. Protective role of tetrahydrocurcumin (THC) an active principle of turmeric on chloroquine induced hepatotoxicity in rats. Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 8, 115-23

Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo