Mengapa Kulit Perlu Beradaptasi dengan Skincare Baru?

Noséklopedia / 15 November 2024

by Renanda Namira

Kamu sering gonta-ganti skincare karena fomo viral di sosial media? Ditambah banyak ulasan positif di akunnya, pasti jari kamu gatel pengen checkout produknya buru-buru kan?


Tapi tahu gak sih, kalau gonta-ganti produk seperti itu bisa membawa dampak buruk bagi kulit loh. Perlu kamu pahami bahwa setiap produk skincare memiliki kandungan aktif yang beragam.


Tentunya, hal ini membuat kulit memerlukan proses adaptasi yang cukup sebelum terpapar kandungan aktif dari skincare lain yang dapat berpotensi menimbulkan reaksi negatif.


Untuk menambah wawasan kamu tentang pentingnya adaptasi kulit terhadap produk skincare lain, Noseklopedia kali ini akan membahasnya sampai tuntas. Jadi, simak penjelasannya sampai habis ya!


Alasan Mengapa Kulit Perlu Adaptasi dengan Produk Skincare


Sama halnya seperti tubuh yang memiliki sistem daya tahan atau imun, untuk melindunginya dari serangan virus atau bakteri. Kulit juga memiliki sistem pertahanan yang disebut skin barrier. Lapisan ini berfungsi untuk menjaga kelembapan kulit sekaligus melindunginya dari iritasi dan infeksi. Namun, skin barrier ini juga berisiko mengalami kerusakan jika terlalu banyak menerima kandungan aktif skincare.


Menurut jurnal yang ditulis oleh Zasada, M., Budzisz, E., et al. (2020), bahan aktif seperti retinol, atau AHA/BHA dapat meningkatkan cell turnover yang memengaruhi skin barrier. Proses ini sering kali menyebabkan efek sementara sekitar 2-5 menit seperti kemerahan atau pengelupasan kulit.


Selain itu, microbiome atau kumpulan mikroorganisme yang hidup di permukaan kulit juga dapat terpengaruh. Menurut studi dari jurnal Grice, E. A., & Segre, J. A. (2011), microbiome kulit memainkan peran penting dalam melindungi dari infeksi dan peradangan. Ketidakseimbangan microbiome, yang dikenal sebagai dysbiosis, dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, atau bahkan jerawat sementara.


Proses adaptasi kulit memungkinkan fungsi skin barrier dan microbiome kembali seimbang setelah terpapar bahan aktif baru. Selama proses ini, kulit akan berusaha menyesuaikan pH-nya ke tingkat normal dan menstabilkan mikroorganisme alami di permukaannya. Studi dari Proksch, E., et al. (2018) menyatakan bahwa waktu adaptasi ini bisa bervariasi tergantung pada jenis kulit, sensitivitas, dan bahan aktif dalam produk. Rata-rata, adaptasi membutuhkan waktu 2 hingga 6 minggu.


Bagaimana Cara Adaptasi Kulit Terhadap Pemakaian Skincare Baru?


Nah, setelah memahami pentingnya adaptasi kulit terhadap skincare baru, sekarang saatnya membahas langkah-langkah yang bisa dilakukan agar kulit dapat beradaptasi dengan baik. Berikut penjelasannya.


1. Berikan Jeda Waktu Sebelum Ganti Skincare

Memberikan jeda waktu sebelum mengganti produk skincare memungkinkan kulit untuk pulih dan menyesuaikan diri sehingga dapat mencegah iritasi dan memastikan efektivitas produk baru. Secara umum, jeda waktu sekitar 1-2 minggu disarankan untuk memastikan kulit benar-benar siap menerima formula baru. Jeda ini juga memberi waktu bagi pengguna untuk memantau reaksi kulit terhadap produk yang sebelumnya digunakan.


2. Gunakan Konsentrasi Bahan Aktif yang Kecil

Sebelum memakai skincare baru, penting untuk kamu perhatikan dosis atau konsentrasi bahan aktif yang digunakan pada produk tersebut. Studi dari Proksch, E., et al. (2018), menunjukkan bahwa pemakaian bahan aktif dalam dosis rendah pada awal pemakaian dapat membantu mengurangi risiko iritasi tanpa mengurangi efektivitas produk. Contohnya, penggunaan retinol sebaiknya dimulai dengan konsentrasi 0,25% hingga 0,5%, lalu secara bertahap ditingkatkan sesuai toleransi kulit.


3. Mengikuti Petunjuk Pemakaian

Petunjuk pemakaian pada kemasan produk tidak hanya ditulis untuk formalitas, namun hal ini berdasarkan uji klinis yang memastikan keamanan dan efektivitas produk. Sebagai contoh, bahan seperti AHA/BHA biasanya direkomendasikan digunakan di malam hari untuk menghindari sensitivitas terhadap sinar UV.


Menurut penelitian dalam Loden, M. (2012), penggunaan produk yang sesuai dengan frekuensi dan cara pemakaian yang disarankan dapat membantu mencegah iritasi, mempercepat adaptasi kulit, dan memaksimalkan manfaat bahan aktif.


4. Lakukan Test Patch Sebelum Memulai Skincare

Uji coba kecil pada kulit, seperti di belakang telinga atau pergelangan tangan bagian dalam, dapat membantu mengidentifikasi potensi reaksi alergi atau iritasi sebelum aplikasi ke seluruh wajah. Tunggu 24 sampai 48 jam untuk melihat apakah ada respons negatif seperti kemerahan, gatal, atau bengkak.


Studi dari Fonacier, L., et al. (2010) menyebutkan bahwa tes patch dapat membantu mendeteksi reaksi alergi terhadap bahan tertentu, khususnya pada kulit sensitif.


5. Melihat Respons Kulit

Perhatikan kondisi kulit selama beberapa minggu pertama pemakaian. Tanda-tanda adaptasi normal meliputi pengelupasan ringan, sedikit kemerahan, atau bahkan munculnya jerawat purging akibat peningkatan cell turnover.


Namun, jika kulit menunjukkan reaksi parah, seperti iritasi berat atau gatal berkelanjutan, ini bisa menjadi tanda bahwa produk yang digunakan tidak cocok. Sebaiknya, hentikan pemakaian dan konsultasikan dengan dokter kulit.


Menurut jurnal yang dikutip Draelos, Z. D. (2018) menjelaskan bahwa perawatan yang tidak cocok dapat memperburuk kondisi kulit, terutama pada mereka dengan gangguan kulit seperti rosacea atau dermatitis atopik.


Bikin Produk Skincare Aman dan Berkualitas di PT Nose Herbal Indo!


Setelah baca artikel di atas, ternyata penting banget ya untuk tidak menggunakan skincare baru dengan terburu-buru. Jadi, pastikan kamu perhatikan hal-hal di atas sebelum menggunakan produk skincare-mu ya!


Kamu tertarik membuat produk skincare sendiri? Di PT Nosé Herbal Indo kamu bisa membuat produk aman dan berkualitas sesuai impianmu.


Bersama tim Product Development dan RnD profesional, kami siap membantu kamu mulai dari pembentukan konsep, formulasi, proses produksi, sampai finishing product. Yuk, hubungi kontak kami sekarang dan wujudkan produk impianmu sekarang!


Referensi


1. Zasada, M., Budzisz, E., et al. (2020). Skin Adaptation to Active Ingredients. International Journal of Molecular Sciences.


2. Proksch, E., et al. (2018). Role of skin barrier in Cosmetic Effectiveness. Journal of Dermatological Science.


3. Grice, E. A., & Segre, J. A. (2011). The Skin microbiome. Frontiers in Microbiology, 2, 220.


4. Loden, M. (2012). The clinical benefit of moisturizers. Dermatology Research and Practice, 2012, Article ID 436013.


5. Fonacier, L., et al. (2010). Contact dermatitis: A practice parameter. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 125(2 Suppl 2), S361-S380.


6. Draelos, Z. D. (2018). Sensitive skin: Perceptions, evaluation, and treatment. Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology, 11, 147-151.


Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo