Kamu pernah merasa bimbang untuk coba produk baru? Gapapa kok, itu hal yang wajar. Kamu juga berhak untuk mempertimbangkan resiko negatif setelah pemakaian produk baru. Itu karena, setiap kulit memiliki karakteristik yang berbeda dalam merespons bahan aktif yang meresap ke dalam kulit.
Dalam beberapa kasus, pemakaian skincare bisa menimbulkan reaksi seperti cekat-cekit, kemerahan, atau reaksi lainnya saat awal pemakaian. Nah, agar tidak salah paham dengan penyebabnya, penting untuk kamu ketahui asal mula reaksi tersebut. Simak terus penjelasannya ya!
Macam-macam Reaksi Kulit Setelah Pakai Skincare
Kulit bisa mengalami berbagai reaksi setelah pemakaian skincare. Namun, reaksi ini tidak selalu menjadi tanda bahwa produk tidak cocok. Bisa jadi, reaksi ini timbul karena adanya fase adaptasi kandungan bahan aktif oleh kulit. Berikut adalah macam reaksi kulit yang bisa muncul setelah pemakaian skincare.
1. Tingling Sensation
Tingling sensation adalah suatu reaksi di mana kulit merasa seperti cekat-cekit, perih, atau sakit seperti tertusuk. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan pH yang dimiliki oleh kulit dan bahan aktif skincare. Misalnya, pada produk skincare yang mengandung bahan aktif seperti AHA dan BHA. Kandungan aktif tersebut memiliki yang pH lebih rendah dari kulit juga bisa menimbulkan sensasi seperti cekat-cekit pada pemakaiannya.
Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Jain G (2019), pH yang digunakan dalam produk skincare berbahan AHA dan BHA memiliki kisaran yang lebih rendah dibandingkan kulit, yakni 3-5. Di pH tersebut AHA dan BHA dapat berfungsi secara optimal sebagai exfoliator kulit. Namun, perlu diketahui efek ini adalah proses normal yang terjadi saat pertama kali diaplikasikan, yaitu berlangsung sekitar 5-10 menit setelah pemakaian pertama.
Selain AHA dan BHA, kandungan aktif seperti retinoid dan vitamin C juga bisa menyebabkan reaksi tersebut. Keduanya diketahui memiliki sifat yang keras, khususnya bagi yang memiliki kulit sensitif.
Jika sensasi tingling ini terus menerus terjadi selama pemakaian produk, sebaiknya stop pakai lebih lanjut. Karena, bisa jadi itu adalah tanda ketidakcocokannya pada kulit. Namun, jika reaksi berhenti setelah 10 menit tanpa adanya tanda iritasi atau kemerahan, bisa jadi kulitmu sedang beradaptasi dengan kandungan skincare tersebut.
2. Purging Sensation
Selanjutnya ada sensasi purging. Reaksi ini ditandai dengan munculnya banyak jerawat di area kulit tertentu. Purging bisa terjadi karena kulit mengalami pergantian sel kulit baru yang disebabkan oleh skincare. Biasanya, purging juga merupakan efek dari pemakaian bahan aktif seperti, retinoid, AHA, dan BHA.
Ketiga bahan tersebut bekerja dengan mempercepat pergantian sel kulit dan membersihkan pori-pori sehingga kulit tampak lebih sehat. Dalam proses ini kulit juga terangsang untuk mengeluarkan semua kotoran pada kulit. Oleh karena itu, biasanya purging terjadi di area yang sering berjerawat.
Reaksinya yang jelas tampak di kulit seperti jerawat yang parah, membuat purging seringkali di salah artikan sebagai breakout. Padahal, kemunculannya bisa jadi menandakan bahwa bahan aktif tersebut sedang bekerja. Untuk cara membedakan antara jerawat purging dan breakout, kamu bisa baca di artikel berikut Bingung Wajahmu Purging atau Breakout? Ini Dia Perbedaannya!
3. Redness and Itching Sensation
Kemerahan dan gatal adalah sensasi yang biasanya muncul karena bahan aktif skincare pada konsentrasi tertentu. Misalnya, pada kandungan aktif yang bisa memicu reaksi tersebut adalah AHA.
Menurut jurnal penelitian dari Zhou Z (2022), menjelaskan bahwa konsentrasi AHA yang berkisar antara 5% hingga 10%, masih aman digunakan untuk produk skincare. Jika konsentrasinya lebih tinggi akan berisiko iritasi kulit, seperti kemerahan dan gatal yang berlebihan. Oleh karenanya, pemakaian AHA dengan konsentrasi di atas 10% biasanya digunakan untuk perawatan klinik dan butuh pengawasan dokter kulit. Namun, jika kemerahan dan gatal masih terjadi di bawah konsentrasi 10% selama lebih dari 5 menit, disarankan untuk menghentikan pemakaian produk.
4. Peeling Sensation
Reaksi pengelupasan kulit atau peeling sering dialami saat penggunaan produk skincare mengandung bahan aktif seperti, AHA dan BHA. Produk dengan kandungan ini memang dirancang untuk mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk. Makanya, tak heran jika setelah pemakaian akan timbul reaksi ini.
Namun, reaksi pengelupasan bisa menjadi negatif jika menggunakan produk dengan kombinasi yang tidak tepat. Misalnya, penggunaan AHA yang bersamaan dengan retinoid.
Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Chandrashekar BS, et al (2015), penggunaan produk mengandung AHA yang digunakan secara bersamaan dengan produk mengandung retinoid akan mempercepat proses peeling dan menyebabkan iritasi berlebihan. Gejala seperti kemerahan, gatal, dan pengelupasan bisa muncul secara bersamaan dan akan merusak lapisan pelindung kulit.
Selain itu, bagi sebagian orang yang memiliki kulit sensitif, niacinamide juga dapat menimbulkan sensasi peeling. Meskipun bahan ini dikenal baik untuk meningkatkan kelembapan dan mengurangi peradangan.
Cara Mengatasi Reaksi Kulit dengan Produk Skincare yang Tepat
Untuk mencegah reaksi negatif yang disebabkan oleh pemakaian skincare, penting untuk kamu selalu lakukan test patch sebelum mengaplikasikan produk pada kulit. Kamu bisa melakukan tes ini pada belakang daun telinga atau lengan bagian dalam. Dengan cara ini, kamu bisa melihat efek produk tersebut pada kulitmu lebih dulu sehingga dapat mencegah reaksi yang lebih parah.
Jika muncul tanda-tanda iritasi, seperti kemerahan, gatal, atau sensasi cekat-cekit yang tidak kunjung reda, sebaiknya segera hentikan penggunaan produk tersebut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kulit.
Namun, ada cara lain yang bisa kamu lakukan jika reaksi negatif tersebut sudah terjadi. Kamu bisa mengatasinya dengan menggunakan produk skincare berbahan soothing, seperti bisabolol, ekstrak chamomile, dan ekstrak aloe vera. Ketiganya tidak hanya memberikan efek dingin, tetapi juga membantu menenangkan kulit yang teriritasi.
1. Bisabolol
Bisabolol adalah bahan kimia organik yang biasa ditemukan pada ekstrak bunga chamomile. Kandungan ini bisa digunakan untuk meredakan iritasi kemerahan akibat produk skincare dan cocok untuk kulit sensitif. Tak hanya itu, bisabolol juga memiliki kemampuan untuk melembapkan kulit yang kering sehingga terasa lebih sehat dan terhidrasi.
Untuk pembahasan lebih lanjut tentang bisabolol, kamu bisa membaca artikel berikut ya! Kandungan Bisabolol Pada Skincare dan Manfaatnya untuk Kulit
2. Calendula Extract
Calendula adalah tanaman bunga yang sering dimanfaatkan sebagai ekstrak produk skincare dengan efek soothing. Dengan kandungan palmitic acid, stearic acid, oleic acid, dan linoleic acid yang dapat melembapkan serta mengurangi iritasi dan peradangan pada kulit.
3. Aloevera
Menurut jurnal dari Surjushe A et al (2008), manfaat penyembuhan dari aloe vera berasal dari zat aktifnya, seperti glukomannan, polisakarida, dan giberelin. Zat-zat ini bekerja dengan merangsang sel-sel di dalam kulit untuk meningkatkan produksi kolagen. Tidak hanya itu, kandungannya juga bisa meningkatkan jumlah kolagen di area luka sehingga membantu mempercepat pemulihan luka akibat iritasi.
Selain itu, produk skincare dengan bahan ceramide juga dapat memberikan manfaat tambahan. Ceramide dapat membantu memperkuat lapisan pelindung kulit dan menjaga kelembapan sehingga kulit tetap terhidrasi. Dengan gabungan dari keempat bahan aktif ini, akan membantu kulit pulih dari reaksi negatif akibat pemakaian produk skincare yang tidak cocok.
Mau Bikin Usaha Skincare Tapi Nggak Punya Pabrik? Yuk, Maklon di Nose!
Dengan memahami interaksi antara produk dan reaksi kulit, kamu bisa merawat kulitmu agar sehat tanpa efek samping yang merugikan. Tidak hanya itu, artikel ini juga penting buat kamu brand owner skincare yang ingin memastikan produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit konsumen.
Nah, kalau kamu ingin menciptakan produk skincare, seperti moisturizer berbahan soothing, kamu bisa maklon di PT Nosé Herbal Indo. Dengan konsultasi bersama tim Prodev kami, kamu bisa menciptakan produk moisturizer yang aman dan sesuai dengan kebutuhan kulit konsumenmu. Yuk, hubungi kontak kami sekarang dan konsultasikan produk impianmu bersama tim Prodev Nosé!
Referensi
1. Jain, G. (2019). Innovations with Chemical Peels in Dark Skin. Chemical Peels: A Global Perspective; Jaypee Brothers Medical Publishers: New Delhi, India, 274.
2. Zhou, Z., & Samizadeh, S. (2022). Skin aging and skincare. Non-Surgical Rejuvenation of Asian Faces, 125-145.
3. Chandrashekar BS, Ashwini KR, Vasanth V, Navale S. Retinoic acid and glycolic acid combination in the treatment of acne scars. Indian Dermatol Online J. 2015 Mar-Apr;6(2):84-8. doi: 10.4103/2229-5178.153007. PMID: 25821727; PMCID: PMC4375771.
4. Surjushe A, Vasani R, Saple DG. Aloe vera: a short review. Indian J Dermatol. 2008;53(4):163-6. doi: 10.4103/0019-5154.44785. PMID: 19882025; PMCID: PMC2763764.