Perawatan Kulit Tubuh Saat Memasuki Usia Mid-life

Noséklopedia / 13 December 2024

by Nose Herbal Indo

Pernah merasa takut menua karena nggak rela dengan perubahan kulit? Jangan takut, proses penuaan memang nggak bisa dihindari, tapi itu bukan berarti kulitmu nggak bisa dirawat dengan baik. Memasuki usia mid-life, kulit memang mengalami perubahan alami seperti kehilangan elastisitas, berkurangnya produksi kolagen, dan kulit yang terasa lebih kering.


Perubahan yang paling terlihat ketika memasuki usia mid-life yaitu perubahan yang dialami kulit tubuh. Kulit merupakan organ terbesar di seluruh tubuh, dengan terjadinya penuaan, kulit tubuh akan lebih cenderung lebih rentan terhadap masalah. Masalah yang sering muncul bisa seperti kekeringan, kusam, atau munculnya garis-garis halus.


Belum lagi faktor eksternal seperti paparan sinar matahari, polusi dan gaya hidup tidak sehat dapat mempercepat proses perubahan ini. Oleh karenanya, penting untuk mulai memperhatikan kebutuhan kulit yang berubah seiring bertambahnya usia agar tetap sehat dan terawat.


Tapi, kamu nggak perlu bingung! Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kulit tubuh di usia mid-life. Di artikel ini, Noseklopedia akan bahas tuntas mulai dari apa yang terjadi pada kulit di usia mid-life, sampai perawatan kulit yang bisa membantu kulit tetap segar meski di usia dewasa. Yuk, simak selengkapnya dan temukan rutinitas perawatan yang pas buat kamu!


Apa yang Terjadi pada Kulit Tubuh di Usia Mid-life?


Seiring bertambahnya usia, terutama memasuki usia paruh baya (sekitar 40-60 tahun), kulit tubuh manusia mengalami berbagai perubahan struktural dan fungsional. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor utama yaitu penuaan alami (intrinsic) dan paparan sinar matahari (extrinsic). Nah, dari kedua faktor inilah yang dapat mengubah fungsi dan struktural kulit tubuh. Berikut adalah perubahan struktural kulit tubuh dalam proses penuaan.


1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan terluar kulit yang melindungi tubuh dari lingkungan luar. Seiring bertambahnya usia, epidermis mengalami penipisan akibat berkurangnya regenerasi sel basal. Menurut Farage et al., (2008), sel basal bertugas memproduksi sel baru untuk menggantikan sel kulit mati, dan proses ini melambat dengan bertambahnya usia. Akibatnya, epidermis menjadi lebih tipis dan rentan terhadap luka serta iritasi. Selain itu, proses pengelupasan sel kulit mati (deskuamasi) menjadi tidak teratur, sehingga kulit tampak kusam dan tidak bercahaya.


Selain regenerasi yang melambat, fungsi melanosit, sel yang memproduksi pigmen melanin, juga menurun. Penurunan ini menyebabkan pigmentasi yang tidak merata, termasuk munculnya bintik-bintik penuaan (age spots).


Dalam jurnal yang ditulis Baumann (2007), dijelaskan bahwa jumlah melanosit di epidermis menurun sebanyak 8-20% setiap dekade setelah usia 30 tahun. Penurunan ini meningkatkan kerentanan terhadap efek buruk radiasi ultraviolet (UV), yang mempercepat tanda-tanda penuaan.


2. Dermis

Dermis adalah lapisan kulit yang memberikan kekuatan dan elastisitas, terutama karena kandungan kolagen dan elastinnya. Studi yang ditulis oleh Farage et al., (2008) mengatakan, pada proses penuaan, jumlah dan kualitas kolagen di dermis menurun akibat aktivasi enzim matrix metalloproteinase (MMPs), yang dipicu oleh paparan UV. Kolagen, terutama tipe I dan III, mengalami fragmentasi, sehingga dermis kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kekuatan strukturalnya. Akibatnya, kulit menjadi kendur dan lebih rentan terhadap pembentukan kerutan.


Selain kolagen, elastin juga mengalami degradasi. Baumann (2007) menjelaskan bahwa astin yang rusak tidak dapat mempertahankan elastisitas kulit, menyebabkan kulit menjadi kaku dan kurang fleksibel.


Selain itu, penurunan kadar hyaluronic acid pada dermis membuat kulit kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kelembapan. Penurunan ini berkontribusi pada kulit yang kering, kasar, dan terlihat kusam. Hyaluronic acid adalah salah satu komponen utama yang bertanggung jawab atas hidrasi kulit, dan pengurangannya menciptakan efek penuaan yang signifikan.


3. Lapisan Pembuluh Darah pada Dermis

Menurut Farage et al., (2008), lapisan dermis juga mengalami penurunan vaskularisasi atau jumlah pembuluh darah kapiler. Hal ini mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke kulit, yang mengakibatkan regenerasi kulit menjadi lebih lambat. Akibatnya, kemampuan kulit untuk menyembuhkan luka berkurang secara signifikan.


Selain itu, penurunan vaskularisasi juga membuat kulit tampak lebih pucat dan kurang sehat. Pembuluh darah yang tersisa cenderung menjadi lebih rapuh, meningkatkan risiko memar dan perdarahan kecil. Kondisi ini diperburuk oleh penurunan jaringan ikat di dermis, yang mengurangi dukungan struktural untuk pembuluh darah.


Dalam penelitian Krutmann et al. (2017), dijelaskan bahwa perubahan microvasculature ini adalah salah satu tanda utama penuaan yang sering kali terlihat pada individu di usia paruh baya ke atas.


4. Lapisan Lemak Subkutan

Lapisan subkutan, yang terdiri dari lemak dan jaringan ikat, berfungsi sebagai bantalan pelindung untuk kulit. Seiring bertambahnya usia, lapisan ini mengalami penipisan yang signifikan. Farage et al., 2008 menjelaskan bahwa hilangnya lemak subkutan menyebabkan kulit terlihat cekung dan tulang lebih menonjol.


Selain itu, penurunan volume lapisan lemak mengurangi perlindungan termal dan isolasi tubuh sehingga orang tua lebih rentan terhadap suhu ekstrem. Menurut Baumann (2007), lapisan subkutan yang menipis juga mengurangi elastisitas kulit secara keseluruhan, mempercepat pembentukan kerutan dalam dan memperburuk tanda-tanda penuaan lainnya.


Pentingnya Penggunaan Body Care di Usia Mid-life


Penggunaan lotion yang mengandung bahan aktif seperti hyaluronic acid, gliserin, dan ceramide terbukti efektif untuk meningkatkan hidrasi kulit. Menurut studi yang ditulis oleh Baumann, 2007 menyatakan bahwa lotion berbasis bahan-bahan ini dapat memperbaiki fungsi barrier kulit dan mencegah kehilangan air transepidermal.


Selain itu, antioksidan seperti vitamin C dan E sangat penting untuk melawan stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas, terutama dari paparan sinar UV. Dalam jurnal yang ditulis oleh Krutmann et al., (2017), penggunaan tabir surya secara rutin juga sangat disarankan untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut dan munculnya bintik-bintik penuaan.


Perawatan tubuh yang rutin ini tidak hanya menjaga kesehatan kulit tetapi juga memberikan dampak psikologis positif, seperti meningkatkan rasa percaya diri.


Gaya hidup sehat juga memainkan peran penting dalam mendukung perawatan tubuh di usia paruh baya. Aktivitas fisik teratur diketahui dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang membantu pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel-sel kulit. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik juga mempercepat regenerasi sel, membantu memperbaiki kerusakan kulit akibat penuaan.


Selain itu, pola makan yang kaya akan antioksidan alami, seperti yang ditemukan dalam buah dan sayur, dapat memperkuat perlindungan kulit dari dalam (Baumann, 2007). Dengan mengombinasikan perawatan kulit yang tepat dan gaya hidup sehat, kamu dapat memperlambat proses penuaan kulit dan meningkatkan kualitas hidup.


Bahan Alami untuk Kulit Sehat di Usia Mid-life


Di usia paruh baya, kulit kita butuh perhatian ekstra karena mulai muncul tanda-tanda penuaan seperti kulit kering, kerutan, dan flek hitam. Nah, bahan-bahan alami bisa jadi solusi yang praktis dan aman buat menjaga kulit tetap sehat dan glowing. Yuk, simak beberapa bahan alami yang cocok untuk kulit di usia ini!


1. Lidah Buaya (Aloe Vera)

Siapa sih yang nggak kenal lidah buaya? Bahan yang satu ini juara banget buat melembapkan kulit. Kandungan vitamin dan mineralnya bisa bikin kulit tetap lembut, kenyal, dan bebas iritasi. Gel lidah buaya juga bagus banget untuk mengatasi kulit kering yang sering muncul di usia paruh baya. Menurut penelitian, lidah buaya sering dipakai dalam lotion dan masker untuk menjaga kelembapan kulit.


2. Arang Aktif (Activated Charcoal)

Buat kamu yang masih bermasalah dengan minyak berlebih atau pori-pori tersumbat, activated charcoal bisa jadi penyelamatmu. Body care dengan kandungan arang aktif bisa membersihkan kotoran dari pori-pori dan bikin kulit kelihatan lebih fresh. Plus, kalau kamu rutin pakai, kulit jadi lebih halus dan bebas jerawat. Cocok banget buat detoks kulit setelah seharian kena debu dan polusi.


3. Kayu Manis

Ekstrak dari bahan alami seperti kulit kayu manis punya efek super buat melawan radikal bebas yang bikin kulit lebih mudah mengalami tanda penuaan. Masker dengan bahan antioksidan ini bisa bantu mencegah flek hitam, kerutan, bahkan kulit kendur. Hasilnya? Kulit jadi terlihat lebih muda dan cerah.


4. Seledri (Apium graveolens)

Siapa sangka, seledri yang biasanya buat masakan ternyata juga bermanfaat buat kulit? Kandungan vitamin A, B, dan C serta flavonoid di dalamnya bisa bantu menenangkan kulit yang meradang, seperti jerawat. Pakai masker dengan seledri juga bisa bikin tekstur kulit lebih halus. Simpel tapi hasilnya nyata!


Pakai bahan-bahan alami ini dalam produk skincare bisa jadi solusi simpel buat tetap merawat kulit di usia mid-life. Tapi jangan lupa, coba di area seperti lengan bagian dalam dan belakang telinga untuk tahu reaksinya.


Mau Bikin Body Care untuk Perawatan Usia Mid-life? Yuk, Maklon di Nose!


Menarik banget kan pembahasan kali ini? Dengan memahami perubahan kulit di usia ini, kamu bisa merangkul penuaan secara alami dengan lebih sehat dan bahagia. Tapi, kalau kamu jadi terinspirasi untuk membuat produk kecantikan khusus untuk usia mid-life, jangan khawatir! PT Nosé Herbal Indo bisa mewujudkan impianmu!


Kalau kamu mau bikin produk skincare yang sesuai dengan preferensimu. Mulai dari formulasi hingga produk jadi, semuanya bisa kamu custom untuk memenuhi kebutuhan brand kamu.


Bersama tim RnD dan Product Development profesional, Nose bisa menjadi mitra terbaik untuk pengembangan produk impianmu. Tunggu apalagi? Yuk, konsultasikan ide-mu bersama kami dengan hubungi cs kami sekarang juga!


Referensi


1. Baumann, L. (2007). Skin ageing and its treatment. Journal of Pathology, 211(2), 241-251.


2. Farage, M. A., Miller, K. W., Elsner, P., & Maibach, H. I. (2008). Structural characteristics of the aging skin: A review. Cutaneous and Ocular Toxicology, 27(4), 305-310.


3. Krutmann, J., Moyal, D., & Liu, W. (2017). Pollution and skin aging: From epidemiological and mechanistic studies to clinical implications. Journal of Dermatological Science, 76(3), 163-168.


4. Wijaya, N. K., Ulfiana, E., & Wahyuni, S. D. (2019). Hubungan Karakteristik Individu, Aktivitas Fisik, dan Gaya Hidup dengan Tingkat Kebugaran Fisik pada Lansia. Indonesian Journal of Community Health Nursing, 4(2), 46-52.


Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo